Kata Siapa Minum Air Es Dingin Dilarang? Ternyata dr Zaidul Akbar Bilang Boleh, Asalkan...

tvOnenews.com - Siapa bilang minum air es bisa membuat tubuh terserang berbagai macam penyakit yang berbahaya?

Ternyata menurut dr Zaidul Akbar, boleh-boleh saja minum air es dingin asalkan ada syarat yang harus dipenuhi.

Air es sering dianggap buruk bagi kesehatan sehingga tak sedikit orang menghindarinya.

Mulai dari penyakit tenggorakan hingga masalah organ dalam lain seperti ginjal sering dikaitkan dengan konsumsi air es.

Lantas kenapa dr Zaidul Akbar bilang boleh untuk minum air es?

Seperti dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Pro-You Channel, berikut penjelasan dr Zaidul Akbar tentang minum air es.

Dalam salah satu kajiannya, dr Zaidul Akbar mendapat pertanyaan terkait minum air es, terutama es kelapa.

Apakah minum air es atau air dingin punya dampak buruk bagi kesehatan menurut dr Zaidul Akbar? 

Tidak sedikit masyarakat yang menghindari minum air es karena meyakini ada dampak buruknya bagi tubuh.

Sementara itu, menurut dr Zaidul Akbar tak ada masalah jika ingin minum air es atau dingin.

"Ya suka-suka, enggak ada yang melarang," ujar dr Zaidul Akbar.

Walau begitu, dr Zaidul Akbar mengungkapkan bahwa dirinya secara pribadi jarang minum air es.

Kecuali dalam keadaan sangat panas, dr Zaidul Akbar memilih untuk tidak minum air es.

Menurutnya, lebih baik jika mengonsumsi air biasa atau hangat daripada air es dingin.

"Saya sih pribadi jarang minum es, kalaupun minum itu dalam kondisi yang sangat terik baru minum," ungkap dr Zaidul Akbar.

"Kalau enggak, air biasa sudah cukup, air netral atau hangat," lanjutnya.

Akan tetapi, dr Zaidul Akbar juga tak melarang jika ada yang ingin minum air es dingin.

"Tapi kalau pakai es ya silakan saja, tidak ada masalah," ujar dr Zaidul Akbar.

Namun, perlu diperhatikan kandungan tambahan dalam air es itu, juga jangan diminum terlalu sering karena menurut dr Zaidul Akbar air es dingin tidak bagus untuk ginjal.

"Cuman jangan sering-sering menurut saya, kurang bagus buat ginjal," kata dr Zaidul Akbar.