Pati, Jawa Tengah - Bahan baku ketela pohon atau singkong yang melimpah menginspirasi belasan ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Tanjung, Desa Tanjunganom, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, membuat sawut singkong instan.
“Sawut singkong ini terbuat dari singkong segar yang dikeringkan. Ini solutif pengganti beras yang tinggi serat dan rendah kalori. Bagus untuk diet dan penderita diabetes,“ jelas Sumiyati, Selasa (9/11/2021)
Untuk membuat sawut singkong siap santap ini, caranya sangat mudah. Sawut singkong instan tinggal diberi air panas dan diaduk. Setelah itu dibiarkan selama 10 hingga 15 menit.
Selanjutnya buang airnya, dan sawut singkong siap untuk dikukus dan ditunggu hingga matang. sawut singkong yang sudah matang pun siap disantap ketika masih hangat dan keluar asapnya.
Namun tunggu dulu ya, bagi yang belum terbiasa menyantap sawut singkong sebagai pengganti nasi, maka bisa dicampur dengan nasi biasa. Jadi saat mengkukusnya bisa dicampur nasi dengan perbandingan 75 banding 25 atau separuh sawut singkong separuh lagi nasi.
Bagi yang sudah terbiasa bisa menyantap sawut full singkong. Tapi jangan lupa, sawut singkong pengganti nasi ini agar lebih enak saat menyantapnya, bisa ditambah dengan sayur bening kelor ditambah tumis tempe serta lauk ikan.Wow semakin mantap tentunya untuk makan siang.
Salah seorang pembeli sawut singkong, Ekafiatun Nurrohmah, mengaku tertarik mencoba sawut singkong karena penasaran dengan rasanya.
“Ini saya baru pertama kali makan, setelah mencoba rasanya ternyata enak. Masih terasa singkongnya, cuman kalau singkong biasa khan masih ada serat seratnya, kalo ini enggak,” ujar Eka.
Anggota KWT Sekar Tanjung Desa Tanjunganom, Kecamatan Gabus, Pati, kini harus kerja keras memproduksi sawut singkong karena banyaknya pesanan.
Penjualan dilakukan secara offline maupun online. Dengan harga Rp10 ribu per bungkus, pesanan sawut singkong ini tidak hanya dari lokal Pati saja, namun juga datang dari luar daerah dan luar Pulau, seperti Kalimantan, Sulawesi, Jakarta hingga Papua. (Abdul Rohim/Buz)
Load more