Proses pembuatannya, pertama bonggol atau tongkol jagung dipilih yang agak besar agar punya tulang yang bagus. Setelah dilakukan pemilihan bonggol jagung, kemudian dihaluskan sehingga terlihat tekstur bonggol jagung yang bagus.
Setelah itu, bonggol jagung yang sudah halus kemudian dipotongi kecil kecil. Potongan bonggol jagung tersebut selanjutnya dirangkai ditempelkan satu persatu dengan lem kayu, hingga terbentuk menjadi piring makan.
Agar kuat dan tidak mudah patah saat jatuh, rangkaian bonggol jagung yang sudah membentuk piring makan tersebut dilapisi lem kayu agar kuat.
Setelah kering, lem yang terlihat menempel di piring makan berbahan limbah bonggol jagung tersebut diamplas hingga halus dan tidak terlihat lemnya.
Untuk mempercantik tampilan dan agar kelihatan mengkilap, piring makan dari limbah bonggol jagung disemprot cat melamin. Setelah dikeringkan beberapa menit, piring makan berbahan limbah bonggol jagung siap untuk dipasarkan.
Kerajinan piring makan berbahan limbah bonggol jagung ini tidak hanya diminati pemilik rumah makan dan kafe di lokal pati saja, namun juga hingga luar kota, seperti Semarang, Jogjakarta, Solo, Surabaya dan Jakarta. Produk kerajinan limbah bonggol jagung tersebut dipasarkan Ranu melalui media sosial.
“Ini peminatnya lumayan banyak karena produk baru, biasanya dipasarkan di rumah makan rumah makan untuk masakan tradisional dan buat tampilan baru,” kata Ranu.
Load more