Semarang, Jawa Tengah - Bertahan di tengah penerapan PPKM akibat pandemi Covid-19, para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) di Kabupaten Semarang terus melakukan berbagai inovasi dan terobosan untuk bisa tetap mempertahankan kelangsungan usaha mereka.
Salah satu UMKM yang ikut merasakan dampak pandemi adalah produk kerajinan batik. Tanpa inovasi dan pengembangan pemasaran, batik yang menjadi salah satu warisan budaya bangsa indonesia akan sangat sulit berkembang ditengah menurunnya minat belanja masyarakat akibat pandemi Covid-19.
"Masa pandemi Covid-19 menjadikan kami belajar, bagaimana harus terus berinovasi untuk tetap bertahan. Aneka produk batik yang awalnya hanya berupa pakaian jadi dan kain, kini kami berinovasi dengan aneka produk lain, seperti masker batik dan APD cantik yang mrmadukan bahan dasar untuk pembuatan baju APD dengan batik", ungkap Olif, salah satu pengusaha UMKM Wastra Batik Semarang,ditemui saat mengikuti pameran "Batik Corner" di Melva Balemong, Kabupaten Semarang,kamis, 7/10/2021.
Saat ini dengan pelonggaran berbagai aktivitas masyarakat di PPKM Level 2, telah memberikan angin segar kepada para pelaku usaha batik dan industri batik yang sebelumnya lesu kini mulai bergeliat lagi.
Meski volume pesanan belum banyak, menurut Olif, setidaknya kondisi saat ini mampu menumbuhkan harapan bagi para pelaku UMKM batik untuk segera bangkit, masih butuh dukungan dimasa pandemi.
"Salah satunya adalah dukungan yang memungkinkan para pelaku UMKM batik
bisa lebih dekat lagi dengan pasar. Dengan begitu perputaran roda usaha para perajin batik bisa berputar lebih cepat lagi", imbuhnya.
Hal yang sama juga diutarakan pengrajin batik tulis Adisty. Sebagai salah satu pengrajin batik tulis di Kabupaten Semarang, Adisty menyambut baik adanya pelonggaran dalam PPKM Level 2 ini karena bisa memberikan peluang para pengrajin untuk kembali bangkit.
Load more