Gubernur BI: Ekonomi Indonesia Berpotensi Menguat di Triwulan IV 2025, Konsumsi dan Investasi Jadi Penopang
- istimewa - antaranews
Jakarta, tvOnenews.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi menunjukkan tren perbaikan pada triwulan IV 2025. Optimisme tersebut didorong oleh penguatan konsumsi rumah tangga serta membaiknya realisasi investasi, khususnya di sektor nonbangunan.
Perry menyampaikan hal itu dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Desember 2025 di Jakarta. Menurutnya, sejumlah indikator utama menunjukkan sinyal positif bahwa ekonomi domestik mulai bergerak lebih kuat di akhir tahun.
Perbaikan konsumsi rumah tangga, kata Perry, ditopang oleh realisasi belanja sosial pemerintah serta meningkatnya keyakinan masyarakat terhadap kondisi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja. Kondisi tersebut tercermin dari kenaikan penjualan eceran di berbagai kelompok barang.
“Perkembangan ini mendorong meningkatnya penjualan eceran pada berbagai kelompok barang,” ujar Perry Warjiyo.
Investasi Nonbangunan Mulai Menguat
Selain konsumsi, realisasi investasi juga menunjukkan tren perbaikan. Perry menjelaskan, peningkatan investasi terutama terjadi pada sektor nonbangunan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya keyakinan pelaku usaha, yang tercermin dari ekspansi Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur.
Kondisi tersebut menunjukkan dunia usaha mulai merespons positif stabilitas ekonomi domestik dan kebijakan moneter yang terjaga. Aktivitas produksi dan ekspansi bisnis pun mulai kembali bergairah, meski tantangan global masih membayangi.
Sektor Industri hingga Transportasi Tunjukkan Kinerja Positif
Secara sektoral, Bank Indonesia mencatat sejumlah lapangan usaha mencatatkan kinerja yang solid. Beberapa sektor yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi antara lain:
-
Industri pengolahan
-
Perdagangan besar dan eceran
-
Transportasi dan pergudangan
-
Penyediaan akomodasi dan makan minum
Sektor-sektor tersebut dinilai mendapat manfaat langsung dari peningkatan mobilitas masyarakat serta aktivitas ekonomi domestik yang terus bergerak.
Ekspor Melambat, Permintaan Domestik Perlu Diperkuat
Meski demikian, Perry menegaskan perlunya penguatan permintaan domestik ke depan. Hal ini menyusul kinerja ekspor yang diperkirakan melambat, seiring berakhirnya strategi frontloading ekspor ke Amerika Serikat.
Selain itu, perlambatan permintaan dari sejumlah mitra dagang utama, seperti Tiongkok dan India, turut menjadi faktor yang memengaruhi kinerja ekspor nasional. Kondisi tersebut membuat peran konsumsi dan investasi domestik semakin krusial dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Load more