Longsor dan Banjir Bandang di Tapsel Dekat Tambang Emas Martabe, Agincourt Resources (PTAR) Sampaikan Fakta Ini
- Agincourt Resources.
Jakarta, tvOnenews.com - PT Agincourt Resources (PTAR) menyampaikan berbelasungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan.
Melalui rilis resminya, anak usaha Grup Astra yang fokus di sektor pertambangan emas ini menyampaikan doa untuk para korban dan keluarga, serta seluruh masyarakat yang terdampak peristiwa ini.
Menyikapi pemberitaan di media massa, PTAR menyampaikan telaahan atas narasi yang beredar terkait hubungan antara bencana longsor dan banjir bandang di Tapanuli Selatan dengan Tambang Emas Martabe.
“Temuan kami menunjukkan bahwa mengaitkan langsung operasional Tambang Emas Martabe dengan kejadian banjir bandang di Desa Garoga merupakan kesimpulan yang prematur,” kata Manajemen PTAR dalam keterangan tertulis yang diterima tvOnenews.com, Rabu (3/12/2025).
Menggunakan data dan fakta langsung di lapangan, Agincourt Resources menyimpulkan bahwa peristiwa bencana banjir bandang dan longsor dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
- Siklon Senyar menyebabkan hujan dengan intensitas sangat lebat di wilayah Tapanuli Selatan. Curah hujan ini begitu ekstrem dan secara statistik mewakili curah hujan maksimum yang tidak pernah terjadi setidaknya dalam 50 tahun terakhir (gambar 1). Hujan dengan volume luar biasa tersebut jatuh merata di seluruh Sumatera bagian utara termasuk kawasan Hutan Batang Toru, sebuah kawasan hulu dari sungai-sungai utama yang mengalir di Kecamatan Batang Toru, seperti Sungai (Aek) Garoga, Aek Pahu, dan Sungai Batang Toru.
{{imageId:383935}}
{{imageId:383931}} - Titik utama dan awal bencana banjir terjadi di Desa Garoga yang berada di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Garoga dan menyebar ke beberapa desa tetangga seperti Huta Godang, Batu Horing, dan Aek Ngadol Sitinjak (Gambar 2, area dalam kotak merah).
- Bencana banjir bandang diakibatkan ketidakmampuan alur Sungai Garoga menampung laju aliran massa banjir. Hal ini dipicu oleh efek penyumbatan masif material kayu gelondongan di Jembatan Garoga I dan Jembatan Anggoli (Garoga II). Efek sumbatan ini mencapai titik kritis pada 25 November sekitar pukul 10 pagi, yang menyebabkan perubahan tiba-tiba pada alur sungai. Akibatnya, dua anak sungai Garoga bergabung menjadi satu aliran baru yang menerjang langsung Desa Garoga. Sampai saat ini, puluhan orang dilaporkan meninggal dunia dan puluhan lain masih dinyatakan hilang. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat dalam beberapa hari ke depan.
- PTAR beroperasi di sub DAS Aek Pahu (sungai yang diwarnai biru muda pada Gambar 2), yang secara hidrologis terpisah dari DAS Garoga (sungai yang diwarnai oranye pada Gambar 2). Meskipun kedua sungai tersebut bertemu, titik pertemuannya berada jauh di hilir Desa Garoga dan terus mengalir ke pantai barat Sumatra, sehingga aktivitas PTAR di DAS Aek Pahu tidak berhubungan dengan bencana di Garoga.
- Meskipun beberapa peristiwa longsoran terpantau di sub DAS Aek Pahu, tidak ada fenomena banjir bandang di sepanjang aliran sungai ini. Karena berbeda dengan Sungai Garoga, tidak ditemukan aliran lumpur dan batang kayu yang intensif di Sungai Aek Pahu, yang dapat menjadi pemicu sumbatan masif. Lima belas (15) Desa Lingkar Tambang yang sebagian besar berada di sub DAS Aek Pahu tidak mengalami dampak yang signifikan, bahkan saat ini difungsikan sebagai pusat-pusat pengungsian.
- Pemantauan lebih lanjut melalui pengamatan udara menggunakan helikopter di kawasan hulu Sungai Garoga menguatkan argumen sumber penyebab banjir. Di titik pengamatan yang berada di sub DAS Garoga, terlihat adanya titik-titik longsoran (landslide) yang terjadi di tebing-tebing kawasan hulu Sungai Garoga. Longsoran-longsoran inilah yang menjadi sumber langsung dari sebagian besar material lumpur dan batang-batang kayu yang ditemukan di Sungai Garoga. Namun demikian, temuan ini masih merupakan indikasi awal, kajian lebih lanjut diperlukan untuk secara lengkap mencari sumber penyebab lainnya.
- PTAR telah menjadi bagian dari the ffrst responder dengan melakukan kegiatan Search and Rescue (SAR), pembukaan akses, pendirian posko-posko pengungsian yang dilengkapi tenda- tenda darurat, dapur umum, dan klinik masyarakat. Bersama dengan pemerintah daerah, TNI-Polri, dan pemangku kepentingan lainnya, terus memobilisasi seluruh sumber daya yang dimiliki untuk meringankan beban saudara-saudara tercinta sejak hari pertama bencana terjadi. PTAR senantiasa mendukung usaha bersama yang sangat penting ini untuk meminimalkan jumlah korban dan memaksimalkan upaya pemulihan pasca bencana. (rpi)
Load more