Kemenpar Gandeng 10 Provinsi untuk Bangun Ekosistem Pariwisata Nasional agar Berdaya Saing Global
- Ist
Jakarta, tvOnenews.com – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Forum Kerjasama Daerah - Mitra Praja Utama (FKD-MPU) yang beranggotakan 10 provinsi di Indonesia baru saja menggelar rapat gabungan di Sanur Resort Watujimbar, Denpasar Selatan, pada 20–21 Oktober 2025.
Pertemuan ini membahas isu strategis lintas sektor, termasuk pengembangan pariwisata, penanganan kebencanaan, serta kolaborasi ekonomi antarwilayah.
Melalui forum ini, pemerintah pusat dan daerah sepakat memperkuat sinergi dalam mendorong pertumbuhan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Kesepakatan yang dihasilkan akan dijadikan dasar penyusunan rencana aksi konkret selama lima tahun ke depan, agar kerja sama lintas daerah bisa lebih terarah dan berdampak nyata.
Kegiatan ini juga menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat sektor pariwisata sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah berharap daerah-daerah peserta forum mampu menjadi motor penggerak pariwisata yang inklusif dan berdaya saing tinggi di tingkat global.
Asisten Deputi Manajemen Strategis Kemenpar, Dr. I Gusti Ayu Dewi Hendriyani, menjelaskan bahwa pihaknya telah memiliki peta jalan pengembangan pariwisata berkelanjutan hingga tahun 2045. Namun, prioritas utama saat ini adalah implementasi target yang tertuang dalam RPJMN 2025–2029.
“Dalam RPJMN 2025–2029, pariwisata berkualitas dan berkelanjutan yang jadi prioritas,” ujarnya dalam diskusi bertema ‘Inovasi dan Optimalisasi Pengelolaan Sektor Pariwisata’, dikutip Rabu (22/10/2025).
Dewi menjabarkan, arah pembangunan pariwisata nasional difokuskan pada peningkatan nilai tambah, daya saing, serta kualitas industri pariwisata. Upaya itu dilakukan dengan memperkuat kelembagaan, memperbaiki tata kelola destinasi, dan membangun rantai pasok industri yang inklusif.
Selain itu, peningkatan kapasitas SDM dan kesiapan destinasi menghadapi risiko juga menjadi bagian penting dari strategi nasional.
Ia menekankan pentingnya transformasi menuju pariwisata hijau melalui pembangunan infrastruktur ramah lingkungan serta pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dan wisata bahari yang mendukung ekonomi biru.
“Masih ada upaya lain dalam meningkatkan daya saing ini. Seperti membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Ada juga wisata bahari yang mendukung ekonomi biru. Semua ini dilakukan untuk transformasi pariwisata berkelanjutan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dewi mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan komunitas pariwisata lokal. Ia menekankan pentingnya promosi yang gencar dan menyasar wisatawan dengan daya beli tinggi agar memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
Load more