Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Industri Penerbagan Butuh Komitmen Bersama, Pertamina Ungkap Potensi Besar Minyak Jelantah
- Pertamina
Jakarta, tvOnenews.com - Pertamina Sustainable Aviation Fuel Forum 2025 yang digelar belum lama ini menjadi komitmen perusahaan energi nasional dalam mendorong transformasi energi di sektor penerbangan.
Forum yang digagas oleh Pertamina Patra Niaga ini menjadi wadah diskusi strategis antar pelaku industri dan mitra untuk mempercepat penerapan Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia.
SVP Business Development PT Pertamina (Persero), Wisnu Medan Santoso, menjelaskan bahwa pengembangan SAF telah menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pertamina untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mendukung dekarbonisasi sektor aviasi.
“Kami memandang SAF bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi solusi strategis untuk menggerakkan ekonomi sirkular. Indonesia memiliki potensi besar dari limbah minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO), dan Pertamina berkomitmen untuk memanfaatkannya menjadi energi bersih bernilai tinggi,” ujar Wisnu dalam keterangan resminya, Minggu (19/10/2025).
Wisnu menambahkan, Pertamina telah melakukan penelitian dan pengembangan SAF selama lebih dari satu dekade, mulai dari konversi bahan baku, proses penyulingan, hingga sertifikasi kualitas produk.
SAF Pertamina telah memenuhi standar internasional yang menjadi acuan dalam industri penerbangan global.
“Produk kami telah melewati fase uji coba penerbangan bersama Pelita Air dengan hasil yang sangat positif. Tanpa perlu modifikasi signifikan pada mesin pesawat, SAF kami menunjukkan performa yang stabil, aman, dan efisien,” tambahnya.
Airbus Indonesia menyatakan dukungannya terhadap upaya Pertamina dalam mempercepat pengembangan SAF di Tanah Air. Ridlo Akbar, Senior Manager Business Growth Airbus Indonesia, menegaskan bahwa, saat ini, SAF merupakan solusi paling realistis untuk mendukung dekarbonisasi industri aviasi.
“Sebagai drop-in fuel, SAF dapat digunakan langsung tanpa perlu modifikasi pesawat atau infrastruktur bandara. Secara teknis, SAF mampu menurunkan emisi karbon hingga 80% dibandingkan bahan bakar fosil, menjadikannya langkah signifikan menuju penerbangan rendah emisi,” jelas Ridlo.
Ridlo juga menambahkan bahwa seluruh pesawat Airbus mampu terbang dengan penggunaan SAF hingga 50% campuran dan menargetkan mampu terbang menggunakan 100% SAF pada tahun 2030. “Kami percaya dengan kolaborasi erat antara produsen bahan bakar, produsen pesawat, regulator & pembuat kebijakan, serta operator maskapai, SAF dapat menjadi standar baru penerbangan global,” ujarnya.
Load more