Sempat Naik Tajam Kamis Sore, Saham BBCA Kini Tergelincir di Awal Perdagangan Jumat
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com — Setelah sempat menguat pada Kamis sore (9/10/2025), saham-saham perbankan besar kembali melemah pada sesi pertama perdagangan Jumat (10/10/2025).
Data dari Bursa Efek Indonesia (IDX) menunjukkan penurunan signifikan di jajaran saham big cap seperti Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).
Saham BBCA Anjlok ke Rp7.350
Pada sesi perdagangan pagi ini pukul 09.45 WIB, saham BBCA turun ke level Rp7.350 per lembar, melemah 2,32% dibandingkan penutupan Kamis di Rp7.550.
Harga tersebut menjadi level terendah harian sejauh ini, dengan rentang perdagangan antara Rp7.350 – Rp7.450.
Padahal pada Kamis sore, saham BBCA sempat menutup perdagangan dengan penguatan 2,37% atau naik Rp175 menjadi Rp7.550 per lembar. Namun aksi jual (profit taking) investor asing kembali menekan harga di sesi awal Jumat. Data perdagangan menunjukkan BBCA menjadi salah satu saham yang paling banyak dilepas asing dengan nilai jual mencapai Rp246,5 miliar.
BMRI Turun ke Rp4.290
Saham Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga mengalami tekanan pagi ini. Berdasarkan data Google Finance pukul 09.49 WIB, saham BMRI turun 2,28% ke level Rp4.290, dari penutupan sebelumnya di Rp4.390 per saham.
Rentang perdagangannya berada di kisaran Rp4.280 – Rp4.420 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp395,47 triliun.
BMRI juga menjadi salah satu saham dengan volume transaksi tinggi, mencapai 158,80 juta lembar pada sesi pertama. Pelemahan ini mencerminkan masih kuatnya aksi ambil untung di sektor perbankan pasca reli singkat pada perdagangan Kamis.
BBRI Melemah 3,63%
Saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turun lebih dalam dibandingkan BBCA dan BMRI. Hingga pukul 09.50 WIB, BBRI diperdagangkan di level Rp3.720, melemah 3,63% dari penutupan sebelumnya di Rp3.860.
Selama perdagangan pagi, harga BBRI bergerak di rentang Rp3.690 – Rp3.790 dengan volume transaksi 179,01 juta lembar dan kapitalisasi pasar sebesar Rp558,16 triliun.
Meski menjadi salah satu saham “most active” di bursa, tekanan jual besar dari investor asing dan domestik membuat saham ini masuk daftar “top loser” pada sesi pagi.
Load more