Purbaya Usung Doktrin Sumitronomics untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8%, Begini Penjelasannya
- YouTube DPR RI
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memaparkan doktrin Sumitronomics sebagai strategi pembangunan dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Sumitronomics yang berakar pada pemikiran begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo, ayah Presiden Prabowo Subianto, mengacu pada konsep yang dinilai relevan dalam menghadapi tantangan ekonomi global maupun domestik.
Hal itu disampaikan Menkeu Purbaya dalam pidato di Rapat Paripurna DPR RI untuk agenda Pembicaraan Tingkat II sekaligus pengambilan keputusan atas RUU APBN Tahun Anggaran 2026, Selasa (23/9/2025).
Di mimbarnya, Purbaya berbicara mengenai kondisi global masih diliputi ketidakpastian. Meski demikian, katanya, Indonesia tetap menargetkan pertumbuhan ekonomi yang ambisius sebesar 8%.
Untuk itu, Purbaya memaparkan 3 pilar yang menjadi landasan utama doktrin Sumitronomics yang dipakainya dalam mengelola kebijakan keuangan negara.
"Untuk jadi negara maju strategi pembangunan Indonesia berbasis pada Sumitronomics yang berbasiskan 3 pilar utama, yakni pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerataan pembangunan dan stabilitas nasional yang dinamis," kata Purbaya, Selasa (23/9/2025).
- Syifa Aulia/tvOnenews
Ia menjelaskan, keberhasilan tiga pilar tersebut membutuhkan mesin ekonomi yang bergerak selaras.
Tiga mesin utama yang dimaksud mencakup kebijakan fiskal, sektor keuangan, dan perbaikan iklim investasi.
"Ini harus sinergis dalam menggerakkan ekonomi Indonesia agar tumbuh lampaui 6% dalam waktu tidak lama, dengan konsistensi menjaga keselarasan mesin-mesin pertumbuhan dapat mencapai 8% jangka menengah," jelasnya.
Menurut Purbaya, APBN berperan sebagai katalis untuk memperkuat peran sektor swasta sebagai motor utama penggerak ekonomi.
Pemerintah terus menekankan penguatan sektor bernilai tambah tinggi, seperti pertanian, industri manufaktur, padat karya, dan pariwisata.
Sektor ini tidak hanya menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, tetapi juga memberi dorongan signifikan bagi perekonomian.
"Danantara akan diperkuat perannya untuk akselerasi investasi di sektor-sektor produktif dan bernilai tambah tinggi. Dan memperkuat posisi Indonesia di global value chain," ungkapnya.
Selain itu, pemerintah juga mendorong penguatan sektor keuangan melalui peningkatan likuiditas. Sebesar Rp200 triliun ditempatkan di perbankan untuk mendukung ketersediaan pendanaan murah.
Dengan langkah ini, kredit diharapkan dapat tumbuh lebih tinggi sehingga konsumsi dan investasi semakin terdorong.
Di sisi lain, pemerintah juga akan memperbaiki iklim investasi dengan langkah deregulasi. Fokus utamanya adalah pada penyederhanaan perizinan agar pelaku usaha dan investor mendapatkan kepastian.
"Saat ini akan dibentuk satgas percepatan program strategis pemerintah yang akan monitor evaluasi dan melakukan debottlenecking koordinasi lintas sektor," tegas Purbaya.
Langkah-langkah yang dipaparkan Purbaya itu menjadi gambaran upaya pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas.
Melalui implementasi konsisten, doktrin Sumitronomics sebagai senjata ekonomi RI, tentu diharapkan mampu membawa Indonesia keluar dari jebakan negara berkembang (middle income trap) dan menuju status negara maju. (rpi)
Load more