Rupiah Jatuh Tersungkur Diterpa Gelombang Demo, Pasar Keuangan RI Kian Tertekan!
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com – Nilai tukar rupiah anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah maraknya demonstrasi yang terjadi di berbagai titik Tanah Air. Gejolak sosial ini menjadi sorotan investor asing karena dinilai mengganggu stabilitas politik dan ekonomi.
Mengutip Refinitiv, pada perdagangan Jumat (29/8/2025), rupiah ditutup melemah 0,89% ke posisi Rp16.485/US$, sekaligus menjadi level terendah sejak 1 Agustus 2025. Bahkan secara intraday, rupiah sempat menyentuh Rp16.459/US$.
Faktor demonstrasi di dalam negeri dinilai turut memengaruhi persepsi pasar global. Gejolak sosial kerap menjadi perhatian investor asing, terutama bila dianggap berpotensi mengganggu stabilitas politik.
Meski demikian, pelemahan rupiah tidak hanya disebabkan oleh aksi unjuk rasa. Tekanan juga datang dari aksi ambil untung investor menjelang akhir bulan, serta meningkatnya permintaan dolar untuk pembayaran utang luar negeri dan kebutuhan impor.
Momentum akhir bulan membuat investor merealisasikan keuntungan, dan ketika hal itu bertepatan dengan adanya aksi demonstrasi, dampaknya terhadap rupiah menjadi lebih besar.
Ke depan, nilai tukar rupiah masih berpotensi mengalami tekanan ataupun berbalik menguat, bergantung pada perkembangan data inflasi Amerika Serikat, khususnya PCE Inflation. Jika inflasi menunjukkan penurunan atau stagnasi, dolar AS berpeluang melemah sehingga memberikan ruang bagi rupiah untuk pulih.
Dengan catatan kondisi demonstrasi dapat terkelola dengan baik, rupiah masih memiliki peluang untuk kembali menguat. Pergerakan mata uang ini diperkirakan berada pada level resisten Rp16.542 per dolar AS dengan support di kisaran Rp16.348–Rp16.542 per dolar AS.
IHSG Ikut Rontok
Selain rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tidak luput dari tekanan. Pada penutupan sesi I perdagangan, IHSG merosot 2,27% atau turun 180,86 poin ke level 7.771,28. Mayoritas saham melemah, yakni 662 saham turun, 89 saham naik, dan 49 stagnan.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menilai pelemahan ini masih dalam batas wajar. “Fundamental pasar kita masih sangat kuat. Koreksi teknikal itu wajar. Yang penting investor harus mengambil keputusan secara rasional,” ujarnya.
Dengan kondisi rupiah melemah dan IHSG ikut terguncang, pasar keuangan Indonesia kini menghadapi ujian berat di tengah gejolak sosial. (nsp)
Load more