Akhiri Ketergantungan Helium, MRI Canggih Kini Telah Diluncurkan di Indonesia
- Ist
Jakarta, tvOnenews.com – Terobosan baru dalam teknologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) di Indonesia baru saja diluncurkan.
Dalam dunia kesehatan, MRI atau pencitraan resonansi magnetik biasanya menggunakan helium cair untuk mendinginkan magnet superkonduktor dalam mesin.
Namun, Siemens Healthineers belum lama ini resmi memperkenalkan MAGNETOM Flow. Platform yang menjadi inovasi teknologi MRI yang diciptakan untuk menjaga keberlanjutan operasional, dan meningkatkan performa pencitraan medis.
Teknologi ini hadir untuk menjawab tantangan besar di lapangan, mulai dari tingginya biaya operasional hingga keterbatasan pasokan helium global.
Dengan hadirnya sistem MRI bebas helium, Siemens Healthineers menghadirkan layanan diagnostik yang lebih efisien, berkelanjutan, dan mudah diakses baik oleh penyedia layanan kesehatan maupun pasien.
Salah satu fitur utama MAGNETOM Flow. Platform adalah desain helium-free 1.5T dengan teknologi DryCool.
Sistem ini hanya membutuhkan 0,7 liter helium tanpa perlu pengisian ulang maupun quench pipe. Keunggulan tersebut tidak hanya menjawab isu keberlanjutan, tetapi juga membantu rumah sakit dan pusat pencitraan menghadirkan layanan diagnostik yang lebih andal dengan biaya lebih terkendali.
Dalam acara peluncuran, sejumlah pakar radiologi menekankan pentingnya inovasi ini. dr. Yonathan William, Sp.Rad, menyoroti ketergantungan fasilitas kesehatan Indonesia pada pasokan helium yang kian sulit diperoleh.
“Di Indonesia, permintaan pemeriksaan dengan MRI terus meningkat, namun rumah sakit menghadapi risiko besar akibat ketergantungan pada pengisian ulang helium. Tantangan pasokan global membuat kondisi ini tidak hanya mahal, tetapi juga tidak dapat diprediksi secara operasional. Dengan hadirnya platform yang bebas helium, hambatan terbesar dalam kepemilikan MRI berkelanjutan di tanah air dapat langsung diatasi. Ini merupakan terobosan penting yang memastikan pasien tetap memperoleh akses tanpa batas terhadap layanan diagnostik yang menyelamatkan nyawa mereka,” jelas dr. Yonathan dalam peluncuran yang digelar pada Jumat (23/8/2025).
Senada dengan itu, dr. Fritz Sumantri Usman, Sp.N, SubSp. NIIOO(K), FINS, FINA, menambahkan bahwa isu utama lain adalah keterbatasan jumlah perangkat dan sumber daya manusia.
“Indonesia sangat membutuhkan lebih banyak sistem MRI untuk memenuhi permintaan pasien yang terus meningkat, namun teknologi saja tidaklah cukup. Radiolog dan teknisi terampil merupakan akar dari hasil diagnostik yang akurat," jelas Fritz.
"MRI ini istimewa bukan hanya karena kemampuan pencitraannya yang canggih, tetapi juga karena kemudahan penggunaannya, yang memungkinkan para profesional mengoptimalkan alur kerja dan memberikan hasil yang lebih cepat serta lebih tepat. Inovasi seperti inilah yang akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sekaligus memperkuat infrastruktur kesehatan kita,” paparnya.
Siemens Healthineers juga menegaskan bahwa MAGNETOM Flow. Platform tidak hanya mengedepankan teknologi rekayasa terbaru, tetapi juga mengintegrasikan kecerdasan buatan dan desain ramah pengguna.
Hal ini mendukung visi perusahaan dalam mendorong kemajuan precision medicine di Indonesia.
“Dengan MAGNETOM Flow. Platform, kami tidak sekadar memperkenalkan sistem MRI baru, kami memperkenalkan sebuah platform yang mendefinisikan ulang aksesibilitas, keberlanjutan, serta kepastian dalam hasil diagnostik bagi pasien di Indonesia. Bagi rumah sakit, hal ini memberi keuntungan seperti adanya penekanan biaya, menghindari downtime, serta mampu melayani lebih banyak pasien secara efisien," Alfred Fahringer, President Director Siemens Healthineers Indonesia.
"Bagi pasien, platform ini memberi keuntungan seperti pemeriksaan yang lebih cepat, lebih nyaman, dengan tingkat akurasi dan keandalan tinggi. Visi kami adalah memberdayakan penyedia layanan kesehatan melalui inovasi yang tidak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga praktis dalam menjawab tantangan sehari-hari mereka,” tutupnya. (rpi)
Load more