CORE Desak Pemerintah Perluas Stimulus, Daya Beli Masyarakat Masih Lemah
- Dok. BRI
Jakarta, tvOnenews.com — Perekonomian nasional dinilai belum sepenuhnya pulih jika dilihat dari lambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada awal tahun ini. Dalam laporan tengah tahun CORE Indonesia, lembaga riset ini merekomendasikan agar stimulus ekonomi diperluas dan diperpanjang, terutama menyasar kelas menengah ke bawah.
“Fokus khusus harus diberikan pada pemulihan kemampuan konsumsi makanan pokok,” tulis laporan Mid-Year Economic Review 2025 yang dirilis Jumat (25/7/2025) di Jakarta.
Menurut CORE, langkah konkret yang bisa ditempuh pemerintah adalah dengan meningkatkan cakupan bantuan tunai langsung (BLT) dan mempertimbangkan diskon tarif listrik. Biaya listrik disebut menyumbang sekitar 10 persen dari pengeluaran rumah tangga, sehingga potongan harga dapat membantu menekan tekanan finansial.
Stimulus yang Ada Dinilai Masih Terbatas
Pemerintah sebelumnya telah menggelontorkan lima paket stimulus senilai total Rp24,44 triliun selama dua bulan terakhir (Juni–Juli 2025), dengan Rp23,59 triliun di antaranya bersumber dari APBN. Stimulus ini meliputi:
-
Diskon tiket transportasi dan tarif tol,
-
Bantuan sosial tambahan berupa sembako Rp200 ribu dan 10 kg beras untuk 18,3 juta penerima,
-
Subsidi upah Rp300 ribu per bulan untuk 17,3 juta pekerja,
-
Diskon 50 persen iuran JKK untuk sektor padat karya.
Meski begitu, CORE mencatat bahwa total nilai stimulus ini hanya setara 0,8 persen dari PDB konsumsi Indonesia kuartal I-2025. Jumlah itu dinilai belum cukup untuk mendorong percepatan pertumbuhan konsumsi secara nasional.
Konsumsi Masih Jadi Tulang Punggung Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya mencapai 4,87 persen pada kuartal I-2025, sedikit melambat dari 4,91 persen pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi nasional pun ikut tertekan, turun menjadi 4,87 persen dari 5,11 persen di kuartal I-2024.
Padahal, konsumsi rumah tangga selama ini menjadi penopang utama PDB Indonesia, dengan kontribusi sekitar 53–56 persen. Pada awal tahun ini, kontribusi konsumsi mencapai 54,53 persen terhadap total PDB.
Perlu Langkah Strategis Enam Bulan ke Depan
Melihat tren tersebut, CORE menilai pemerintah perlu bergerak cepat dalam waktu kurang dari enam bulan ke depan untuk mendorong pemulihan konsumsi, utamanya dengan memperkuat skema jaring pengaman sosial dan insentif bagi kelas menengah bawah.
Load more