Siloam Hospitals Luncurkan Penggunaan Teknologi Bedah Robotik Da Vinci Xi; Pertama di Indonesia
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Siloam Hospitals meluncurkan penggunaan teknologi bedah robotik Da Vinci Xi (baca: eks ai) pertama di Indonesia. Penggunaan teknologi ini, diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik di dalam negeri sehingga masyarakat tidak perlu keluar negeri.
Dengan keberadaan Da Vinci Xi, Siloam Hospitals siap menerapkan teknologi bedah minimal invasif yang lebih presisi, aman, dan nyaman bagi pasien. Siloam Hospitals Kebon Jeruk menjadi rumah sakit pertama dalam jaringan Siloam yang mengimplementasikan teknologi Da Vinci Xi.
Didukung oleh tim medis berpengalaman dan fasilitas berstandar internasional, pasien kini dapat mengakses metode pengobatan yang mutakhir. Peluncuran perdana ini turut dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang menyampaikan dukungannya.
Pihak Siloam juga menegaskan komitmennya untuk terus berinvestasi dalam teknologi dan keahlian medis guna meningkatkan standar layanan kesehatan di Indonesia. Implementasi teknologi bedah robotik Da Vinci Xi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk merupakan langkah besar dalam meningkatkan kualitas layanan bedah di Indonesia.
“Kami percaya inovasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan presisi prosedur medis, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pasien. Siloam akan terus berinvestasi dalam teknologi canggih untuk memastikan masyarakat Indonesia mendapatkan akses ke layanan kesehatan terbaik,” kata CEO Siloam Hospitals Group, Caroline Riady.
Terobosan Teknologi
Da Vinci Xi dikembangkan oleh Intuitive Surgical, perusahaan teknologi medis asal Amerika
Serikat yang dikenal sebagai pionir dalam sistem pembedahan robotik di dunia. Selama lebih dari
dua dekade, sistem Da Vinci telah digunakan dalam jutaan prosedur di berbagai negara,
khususnya untuk operasi dengan tingkat kompleksitas tinggi.
Sebagai generasi terbaru, Da Vinci Xi menawarkan fleksibilitas dan akurasi yang lebih tinggi. Teknologi ini memungkinkan tim dokter Siloam yang telah terlatih dan tersertifikasi secara khusus untuk melakukan prosedur bedah dengan tingkat kestabilan dan presisi yang sulit dicapai melalui teknik konvensional.
Sistem ini dioperasikan melalui konsol modern yang mengendalikan lengan robotik secara real-time. Selain itu, teknologi ini memberikan berbagai manfaat bagi pasien, seperti rasa nyeri yang minimal, risiko komplikasi yang lebih rendah, serta waktu pemulihan yang lebih cepat, yang secara keseluruhan meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan.
Berbagai jenis operasi kompleks, termasuk dalam bidang urologi, ginekologi, dan bedah saluran cerna, kini dapat dilakukan dengan lebih optimal menggunakan Da Vinci Xi.
Kesiapan Siloam Hospitals
Siloam akan terus berinvestasi pada teknologi di bidang kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik dan terus mendukung dokter-dokter terbaik agar dapat bekerja dengan alat terbaik. Penggunaan teknologi akan diimbangi dengan investasi di bidang SDM agar pelayanan kesehatan Siloam menjadi lengkap dan merata.
Sebelum dapat melakukan tindakan bedah robotik, dokter-dokter terbaik di Siloam beserta tenaga kesehatan pendukung lainnya seperti perawat, juga melalui serangkaian training dan kredensial untuk memastikan kredibilitas dokter bedah tersebut.
”Kami percaya bahwa teknologi hanyalah satu bagian dari solusi. Kunci keberhasilan terletak pada kesiapan dan kompetensi sumber daya manusianya. Karena itu, kami tidak hanya membawa teknologi terbaik ke Indonesia, tetapi juga memastikan bahwa setiap dokter dan tenaga medis kami mendapatkan
pelatihan dan dukungan penuh,” tambah Presiden Direktur Siloam Hospitals Group, David Utama.
Kisah Sukses
Salah satu pasien pertama yang menjalani operasi dengan sistem Da Vinci Xi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk adalah Sagita Saraswaty, seorang wanita yang melakukan prosedur pembedahan pengangkatan kista ovarium dan miom pada rahim.
Pembedahan robotik yang dilakukan pada bulan Mei 2025 berlangsung lancar. Pasien menunjukkan tanda-tanda pemulihan lebih cepat, dengan rasa nyeri yang jauh lebih ringan.
“Saat menjalani pembedahan dengan teknologi ini, saya merasa lebih nyaman dan tenang. Nyeri hampir tidak ada bahkan pemulihan jauh lebih cepat dari yang saya bayangkan. Saya bisa beraktivitas seperti semula dalam waktu yang sangat singkat,” ungkap Sagita.
Sementara itu, dr. Ferdhy Suryadi Suwandinata, Sp.OG-KFER yang memimpin operasi tersebut menekankan bahwa teknologi ini membuka peluang baru dalam standar pelayanan bedah.
“Dengan adanya teknologi ini, kami dapat melakukan prosedur dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah. Ini memungkinkan kami memberikan perawatan terbaik, dengan pemulihan lebih cepat dan hasil klinis yang lebih optimal,” ujarnya. (hsb)
Load more