Jerome Powell Waspadai Lonjakan Harga Akibat Tarif Trump, Suku Bunga Masih Ditahan di 4,25%-4,5%
- antara
Jakarta, tvOnenews.com – Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memperingatkan risiko inflasi yang lebih persisten akibat kebijakan tarif dagang Presiden AS Donald Trump, yang dinilai berpotensi memicu tekanan harga lebih kuat dari sekadar lonjakan sesaat. Hal ini membuat bank sentral memilih menahan suku bunga acuan di level 4,25%–4,5% untuk sementara waktu.
Dalam kesaksiannya selama dua hari di hadapan Kongres AS, Powell menyatakan bahwa meskipun teori ekonomi menyebut tarif sebagai "kejutan satu kali" terhadap harga, kenyataannya bisa jauh lebih kompleks. “Itu bukan hukum alam,” tegasnya.
“Jika dampaknya cepat dan selesai, maka besar kemungkinan hanya satu kali. Tapi kami sebagai penjaga kestabilan harga, wajib mengelola risiko itu,” ujarnya.
Ketidakpastian Tarif Hambat Langkah Pemangkasan Suku Bunga
The Fed hingga kini masih membuka kemungkinan untuk memangkas suku bunga dua kali tahun ini, tetapi belum menentukan waktu yang pasti. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpastian seputar tarif baru yang akan mulai berlaku pada 9 Juli 2025, dengan spekulasi berkisar antara tarif dasar 10% hingga kebijakan yang lebih agresif.
Powell mengakui belum ada preseden modern terkait lonjakan tarif sebesar yang direncanakan pemerintahan Trump. Ia menyebutkan inflasi yang sudah berada di atas target 2% selama empat tahun terakhir meningkatkan risiko tekanan harga baru menjadi inflasi yang lebih bertahan lama.
“Kondisinya berbeda kali ini. Belum pernah ada preseden serupa,” kata Powell.
Trump Desak Fed Potong Suku Bunga, Kritik Menguat
Sementara itu, Presiden Trump kembali mendesak The Fed untuk segera menurunkan suku bunga, dan bahkan mengisyaratkan akan mengganti Powell ketika masa jabatannya habis pada Mei 2026. Dalam pernyataannya, Trump menyebut sudah mengerucut pada “tiga atau empat” nama calon pengganti.
Ketegangan antara Trump dan Powell juga mencuat dalam sidang, saat Senator Republik Bernie Moreno menuduh Powell “tidak suka tarif” dan membentuk kebijakan melalui “lensa politik.” Namun Senator Thom Tillis mengingatkan pentingnya kehati-hatian, mengingat perusahaan besar seperti Walmart pun masih kesulitan memproyeksikan dampak tarif terhadap harga dan permintaan.
Load more