Kapolri Sebut Sudah Perintahkan Anak Buah untuk Selidiki Dugaan Kerusakan Alam di Pertambangan Raja Ampat
- dok. Greenpeace
Jakarta, tvonenews.com - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo angkat bicara perihal pertambangan di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.
Jenderal Listyo Sigit mengaku sudah menginstruksikan anak buahnya mendalami dugaan tindak pidana dalam pertambangan itu.
"Yang jelas anggota kita saat ini bersama dengan kementerian terkait sedang melaksanakan pendalaman," ucap Kapolri di Gedung The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (12/6/2025).
Kapolri menuturkan, pendalaman ini guna keperluan penyelidikan. Tapi, dirinya belum merinci sejauh mana penyelidikan sudah dilakukan.
"Iya (penyelidikan)," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi mengaku menyelidiki dugaan kerusakan alam buntut pertambangan di Raja Ampat. Proses penyelidikan dilakukan merujuk undang-undang yang ada.
"Kita masih dalam penyelidikan. Pastilah (lakukan penyelidikan). Sesuai dengan Undang-undang kita boleh kok, kecuali undang-undangnya kita enggak boleh menyelidiki," ujar Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Brigjen Nunung Syaifuddin pada Rabu (11/6).
Diketahui, Presiden RI, Prabowo Subianto memutuskan untuk mencabut empat izin usaha pertambangan (IUP) perusahaan di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa empat perusahaan itu yakni PT Anugerah Surya Pratama (ASP), PT Mulia Raymond Perkasa (MRP), PT Kawei Sejahtera Mining (KSM) dan PT Nurham.
"Secara lingkungan atas yang disampaikan Menteri LHK kepada kami, melanggar dan kita mengecek di lapangan, kawasan ini menurut kami harus kita lindungi dengan tetap melindungi biota laut," ucap Bahlil di Kantor Presiden, Jakarta, pada Selasa (10/6/2025).
Bahlil mengatakan bahwa izin usaha pertambangan diberikan kepada empat perusahaan itu sebelum Raja Ampat ditetapkan sebagai kawasan geopark.
"Bapak Presiden punya perhatian khusus menjadikan Raja Ampat tetap menjadi wisata dunia dan menjadi keberlanjutan," katanya. (rpi/rpi)
Load more