Ada 4.500 Sumur Minyak Tak Aktif, ESDM Sebut Pertamina Cari Mitra untuk Garap 500 Sumur Idle Well di 2025
- viva.co.id
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa PT Pertamina (Persero) akan segera membuka tender pengelolaan 500 sumur migas tidak aktif atau (idle well) pada 2025.
Ini menjadi bagian dari strategi reaktivasi sumur untuk mendorong peningkatan produksi migas nasional.
Program ini dirancang sebagai langkah awal dari rencana jangka menengah hingga 2028, di mana Pertamina menargetkan menenderkan hingga 2.500 sumur tambahan yang sebagian besar telah lama tidak aktif dan memiliki potensi untuk dihidupkan kembali.
“Berdasarkan peta jalan tahun ini, akan ada 500 sumur idle yang ditender oleh Pertamina, lalu hingga 2027 dan 2028, akan ada 2 ribu sumur idle yang ditender,” ujar Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM, Ariana Soemanto, dalam ajang IPA Convention & Exhibition di Tangerang, Banten, Kamis (22/5/2025).
Ariana menjelaskan, dari 500 sumur yang akan masuk tahap tender, sebagian besar berlokasi di daratan, sementara sekitar 60 sumur berada di wilayah lepas pantai.
Sumur-sumur tersebut tersebar di berbagai daerah, dengan dominasi lokasi di wilayah Sumatera.
Ia juga memaparkan bahwa Indonesia saat ini memiliki sekitar 4.500 sumur migas yang masuk kategori tidak aktif. Dari jumlah tersebut, sekitar 4.200 sumur dikelola oleh Pertamina, baik secara langsung maupun melalui kemitraan.
Dari total sumur yang dikelola Pertamina, sekitar 1.700 unit akan dikelola sepenuhnya oleh perusahaan, sedangkan sisanya—sekitar 2.500 sumur—akan dikerjasamakan dengan mitra melalui proses tender bertahap hingga 2028.
“Pertamina sudah membuka data untuk kemitraan sumur-sumur idle,” kata Ari.
Ia menambahkan bahwa Pertamina telah mengundang sebanyak 99 mitra potensial untuk ikut serta dalam pengelolaan sumur tidak aktif tersebut. Dari jumlah itu, sekitar 39 mitra telah menyatakan minat untuk melanjutkan proses kemitraan.
“Eksekusi persetujuan atau kontrak masih menunggu regulasi yang sedang kami persiapkan saat ini,” lanjutnya.
Meski begitu, belum semua pihak yang menyatakan minat melanjutkan ke tahap kesepakatan. Dua perusahaan, yakni PT Mitra Kencana Persada dan PT Huafu, diketahui mengundurkan diri—masing-masing sebelum dan sesudah penandatanganan nota kesepahaman (MoU).
Load more