IHSG Menguat ke 7.133, Pasar Awas BI Rate dan Tekanan Global
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan penguatan signifikan pada awal perdagangan Rabu (21/5/2025), naik 38 poin atau 0,55 persen ke level 7.133,35.
Kenaikan ini mencerminkan optimisme pasar terhadap potensi pelonggaran suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) di tengah dinamika ekonomi global.
Indeks LQ45 turut menguat 2,96 poin atau 0,37 persen ke posisi 805,51. Pergerakan ini didorong ekspektasi bahwa BI dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) selama dua hari ini akan memangkas suku bunga acuan dari 5,75 persen menjadi 5,50 persen.
Menurut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas, arah kebijakan moneter BI menjadi fokus utama pelaku pasar. Penurunan suku bunga dinilai mampu memberi stimulus tambahan pada perekonomian nasional yang tengah melambat, di tengah stabilitas nilai tukar rupiah.
"Pelonggaran suku bunga akan menjadi angin segar bagi sektor riil dan mendukung pemulihan pasar keuangan domestik," tulis laporan riset tersebut.
Sorotan Ekonomi Domestik
Dari sisi kebijakan fiskal, perhatian pasar juga tertuju pada pemaparan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 yang telah disampaikan Kementerian Keuangan pada Selasa (20/5). Pemerintah menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi antara 5,2%–5,8%, inflasi 1,5%–3,5%, dan nilai tukar rupiah di kisaran Rp16.500–Rp16.900 per dolar AS sebagai dasar penyusunan RAPBN 2026.
Asumsi ini menjadi panduan awal dalam membentuk postur anggaran negara tahun depan, dengan fokus pada penguatan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Sinyal Dovish dari China
Dari Asia, langkah People's Bank of China (PBOC) yang menurunkan Loan Prime Rate (LPR) sebesar 10 basis poin menjadi 3,0% untuk tenor satu tahun dan 3,5% untuk lima tahun memberikan dorongan sentimen positif. Kebijakan ini diharapkan dapat merangsang permintaan domestik serta mendukung pemulihan sektor properti dan konsumsi di Tiongkok.
Ketidakpastian Pajak di AS Bayangi Sentimen Global
Sementara itu, dari Amerika Serikat, dinamika politik fiskal kembali memanas setelah Presiden Donald Trump gagal memperoleh dukungan penuh dari Partai Republik untuk meloloskan RUU reformasi pajak. Penolakan terhadap kebijakan penghapusan batas pengurangan pajak negara bagian dan lokal (SALT cap) menimbulkan kekhawatiran atas keberlangsungan stimulus fiskal menjelang libur Memorial Day.
Ketidakpastian ini memicu koreksi pada bursa Wall Street. Indeks S&P 500 turun 0,39% ke 5.940,46, Nasdaq terkoreksi 0,38% ke 19.142,71, dan Dow Jones melemah 114,83 poin atau 0,27% menjadi 42.677,24.
Bursa Asia Bergerak Variatif
Pasar saham regional Asia menunjukkan kinerja campuran. Indeks Nikkei Jepang terkoreksi 0,21% ke 37.449,00, sementara indeks Shanghai naik 0,26% ke 3.389,39. Indeks Hang Seng turun 0,63% ke 23.831,00, sedangkan Strait Times Singapura naik tipis 0,13% ke 3.877,33. (nsp)
Load more