Perang Nyaris Meledak, Trump Turun Tangan! India-Pakistan Mendadak Sepakat Gencatan Senjata
- Antara
New Delhi, tvOnenews.com – Setelah empat hari berada di ambang perang besar, dua negara bersenjata nuklir, India dan Pakistan, secara mengejutkan menyetujui gencatan senjata pada Sabtu (7/5). Langkah ini diambil setelah tekanan diplomatik intensif dari Amerika Serikat.
Namun, harapan akan damai belum sepenuhnya terwujud. Beberapa jam setelah pengumuman, ledakan masih terdengar di Srinagar dan Jammu, dua kota utama di Kashmir India yang menjadi titik panas konflik.
AS Tekan, India-Pakistan Akhirnya Sepakat
"Pakistan dan India telah sepakat gencatan senjata dengan segera," kata Menlu Pakistan Ishaq Dar di platform X (sebelumnya Twitter).
Presiden AS Donald Trump langsung mengklaim perannya dalam kesepakatan tersebut.
Setelah malam panjang penuh negosiasi yang dimediasi AS, saya senang mengumumkan bahwa India dan Pakistan sepakat untuk GENCATAN SENJATA PENUH DAN SEGERA," tulis Trump di media sosial.
Menurut laporan Reuters, kesepakatan ini tercapai setelah 48 jam komunikasi intensif antara pejabat tinggi AS, India, dan Pakistan, termasuk PM India Narendra Modi, PM Pakistan Shehbaz Sharif, dan pimpinan militer kedua negara.
Kashmir Masih Tegang Meski Sudah Sepakat Damai
Meski secara resmi pertempuran dihentikan mulai pukul 17.00 waktu India, suara tembakan dan cahaya dari ledakan masih terlihat di langit malam Kashmir.
Saksi mata di Srinagar dan Jammu menyatakan bahwa kondisi malam itu masih terasa seperti hari-hari sebelumnya.
Belum ada pernyataan resmi dari militer kedua negara mengenai dugaan pelanggaran gencatan senjata tersebut.
66 Korban Tewas, Isu Nuklir Sempat Mengemuka
Selama empat hari pertempuran, jumlah korban tewas mencapai 66 orang, terdiri dari warga sipil dan militer.
Ketegangan sempat meningkat drastis setelah militer Pakistan menyebutkan bahwa badan pengawas senjata nuklir akan menggelar rapat. Namun, Menteri Pertahanan Pakistan kemudian membantahnya.
Sanksi Diplomatik Masih Berlaku
Meski senjata dihentikan, sejumlah kebijakan keras tetap diberlakukan. India belum mencabut pembekuan Perjanjian Air Sungai Indus 1960, dan masih menerapkan pembatalan visa serta penangguhan perdagangan bilateral. Pakistan pun menerapkan langkah serupa.
Negosiasi Lanjutan Disiapkan di Tempat Netral
Menurut Menlu AS Marco Rubio, kesepakatan ini mencakup tidak hanya penghentian pertempuran, tetapi juga dimulainya perundingan menyeluruh di tempat netral.
Isu-isu yang akan dibahas termasuk terorisme lintas batas, pengelolaan wilayah perbatasan, dan distribusi air.
Menlu India Subrahmanyam Jaishankar menegaskan bahwa India tetap akan bersikap tegas terhadap semua bentuk terorisme, terutama yang dituduh berasal dari kelompok militan berbasis di Pakistan.
Warga Menyambut Lega, Tapi Luka Belum Sembuh
Masyarakat di kedua sisi perbatasan menyambut baik kabar gencatan senjata. Otoritas penerbangan Pakistan menyatakan seluruh wilayah udara telah dibuka kembali. Namun, Omar Abdullah, Kepala Menteri Kashmir India, menyayangkan keputusan yang dinilai terlambat.
"Kalau gencatan senjata ini diumumkan dua hari lebih awal, banyak nyawa bisa diselamatkan," ujarnya.
Sementara itu, tank-tank Pakistan mulai ditarik dari perbatasan, dan siaran televisi lokal menampilkan momen-momen tersebut secara langsung.
Perang Usai, Saatnya Fokus pada Rakyat
"India dan Pakistan harus fokus membangun kehidupan rakyat, bukan berlomba-lomba memamerkan kekuatan militer," kata Ehsan Malik, CEO Pakistan Business Council.
Sementara itu, analis Shuja Nawaz dari Atlantic Council memprediksi bahwa isu pembagian air lewat Perjanjian Indus akan kembali dibahas, setelah masa tenang yang memungkinkan kedua pihak 'menjual' pencapaian ini sebagai keberhasilan. (nsp)
Load more