Kawin Raksasa Teknologi: Grab dan GoTo Siap Bersanding?
- viva.co.id
Jakarta, tvOnenews.com – Wacana "kawin" dua raksasa teknologi Asia Tenggara, Grab dan GoTo, tengah menjadi sorotan. Langkah ini menuai berbagai pandangan dari para ekonom, terutama terkait dampaknya pada persaingan usaha dan konsumen.
Pengamat ekonomi digital dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda, menegaskan bahwa setiap aksi kawin harus memiliki landasan kebutuhan bisnis yang jelas.
"Kalau kawin, biasanya ada kebutuhan yang mendorong, misalnya untuk meningkatkan valuasi atau memperluas ekosistem. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah, kebutuhan dari rencana ini apa?" kata Nailul kepada media, Jumat (9/5/2025).
Dampak Kawin Terhadap Konsumen
Nailul menekankan potensi pengurangan pilihan bagi konsumen jika kawin ini terealisasi. Pasalnya, kedua perusahaan memiliki layanan yang serupa di sektor ride-hailing, pembayaran digital, dan e-commerce.
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Segara Institute, Piter Abdullah, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pemain lokal dan asing. Dari empat pemain besar di sektor digital Indonesia, tiga di antaranya adalah perusahaan asing dengan jangkauan global.
"Dari empat pemain besar, tiga di antaranya adalah perusahaan asing yang punya jangkauan global. Sementara pemain lokal masih dalam tahap berkembang," jelas Piter.
Regulasi Penting untuk Jaga Persaingan
Baik Nailul maupun Piter sepakat bahwa peran pemerintah sebagai regulator sangat penting dalam menjaga agar "kawin" tidak menciptakan dominasi pasar. Hal ini mengingat bahwa penggabungan antara dua perusahaan besar bisa saja menekan kompetitor yang lebih kecil.
"Kawin seperti ini bukan hal baru. Tapi karena dua perusahaan ini berada dalam industri dan segmen yang serupa, penting bagi pemerintah untuk mengkaji secara menyeluruh," tegas Piter.
Klarifikasi Pihak GoTo
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan GoTo, RA Koesoemohadiani, menyatakan bahwa pihaknya memang menerima berbagai penawaran dari sejumlah pihak, namun hingga saat ini belum ada keputusan terkait "kawin".
"Adalah kewajiban Direksi untuk menjajaki secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian berbagai penawaran tersebut," jelas Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi.
GoTo menegaskan bahwa keputusan akan selalu mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan, dan pemegang saham. (nsp)
Load more