Punya 300 Kapal dan Rp1 Triliun Anggaran, Kepala Basarnas Tegas Bantah Praktik Kanibalisasi Alutsista SAR
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mohamad Syafi’i menegaskan bahwa lembaganya tidak melakukan praktik kanibalisme alat utama sistem senjata (alutsista) dalam operasional SAR.
Ia menyebut, seluruh pesawat dan kapal milik Basarnas tetap dijalankan sesuai prosedur keselamatan yang ketat.
Hal itu disampaikan Syafi’i saat menjawab pertanyaan dari anggota Komisi V DPR RI, Muhamad Lokot Nasution, dalam rapat dengar pendapat yang digelar di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Lokot mempertanyakan isu adanya pemanfaatan silang suku cadang antar alutsista yang berpotensi membahayakan keselamatan personel SAR.
Menanggapi hal tersebut, Syafi’i menegaskan bahwa keselamatan adalah prioritas utama dalam setiap misi pencarian dan pertolongan.
“Tidak ada yang kami kompromikan soal safety. Bila tidak memenuhi prosedur, maka operasi tidak akan kami laksanakan,” kata Syafi’i dalam rapat tersebut.
Ia mengakui bahwa setelah pandemi COVID-19, anggaran Basarnas mengalami penyesuaian signifikan. Dari alokasi semula sekitar Rp3 triliun, kini hanya tersisa sekitar Rp1 triliun per tahun.
Dengan keterbatasan itu, Basarnas menerapkan kebijakan efisiensi. Salah satunya dengan hanya mengoperasikan alutsista yang benar-benar dalam kondisi layak, tanpa menurunkan standar operasional maupun keselamatan.
“Kami tidak kanibal antar-pesawat berbeda jenis. Yang dilakukan adalah pengalihan suku cadang antar-unit sejenis dan dalam lingkup satu sistem,” ujarnya.
Syafi’i juga mengungkapkan bahwa Basarnas memiliki lebih dari 300 kapal berbagai ukuran, serta sejumlah pesawat yang beroperasi dari beberapa wilayah seperti Bogor, Surabaya, dan Tanjungpinang.
Dalam pelaksanaannya, pola operasional dilakukan secara fleksibel. Unit yang sedang tidak bertugas akan disiapkan sebagai cadangan untuk menggantikan jika diperlukan, sesuai dengan kebutuhan dan urgensi di lapangan.
Meski menghadapi keterbatasan anggaran, Syafi’i menegaskan bahwa profesionalisme dan kepercayaan publik terhadap Basarnas harus tetap dijaga. Ia menilai kredibilitas lembaga tidak boleh terganggu oleh isu-isu teknis yang tidak berdasar.
Sementara itu, Lokot menyampaikan bahwa informasi terkait dugaan kanibalisasi alutsista ia peroleh dari mitra kerja Basarnas. Karena itu, ia menilai penting untuk meminta klarifikasi langsung kepada Kepala Basarnas agar isu tersebut tidak menimbulkan kekhawatiran.
Load more