Barantin Fasilitasi Ekspor Ribuan Opsetan Kupu-Kupu Sultra ke AS dan Belanda
- Antara Foto
Kendari, tvOnenews.com – Komoditas unik asal Sulawesi Tenggara kembali tembus pasar internasional. Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Sultra memfasilitasi ekspor ribuan opsetan (awetan) kupu-kupu ke Amerika Serikat dan Belanda, Senin (5/5/2025).
Kepala Karantina Sultra, A. Azhar, menjelaskan bahwa jumlah kupu-kupu yang diekspor mencapai 2.416 ekor ke Amerika Serikat dan 685 ekor ke Belanda.
“Seluruh kupu-kupu telah diperiksa fisik dan kelengkapan dokumennya sesuai ketentuan negara tujuan, termasuk dokumen karantina KH2 dan SATS-DN/LN,” ujar Azhar di Kendari.
Ekspor Legal dan Berkelanjutan, Jaga Biodiversitas Tropis
Kegiatan ekspor dilakukan sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, serta peraturan konservasi terkait. Petugas karantina juga memastikan komoditas awetan tersebut bebas dari Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK), Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK), dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).
“Kupu-kupu dinyatakan dalam keadaan utuh dan sehat. Untuk bisa dikirim, wajib melampirkan Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar (SATS) baik dari dalam negeri (SATS-DN) maupun luar negeri (SATS-LN),” jelas Azhar.
Ia menambahkan, dokumen SATS-DN diterbitkan oleh BKSDA Sultra, sedangkan SATS-LN diterbitkan oleh Kementerian Kehutanan dari pusat, terlebih karena komoditas harus transit melalui Jakarta.
Sultra Jadi Pusat Eksportir Opsetan Kupu-Kupu Eksotis
Sultra telah menjadi daerah pemasok penting dalam ekspor kupu-kupu eksotis. Sepanjang tahun 2023, kupu-kupu asal provinsi ini telah menembus pasar Tiongkok, Rusia, Thailand, Kanada, AS, Republik Ceko, Austria, Spanyol, Belanda, Prancis, hingga Belarusia.
“Kami mendukung pemanfaatan sumber daya hayati secara legal dan berkelanjutan. Setiap komoditas ekspor dari Sultra harus memenuhi standar teknis dan legalitas internasional,” tegas Azhar.
Langkah ini mempertegas peran Sulawesi Tenggara sebagai pusat keanekaragaman hayati tropis yang mampu menghasilkan devisa melalui komoditas non-konvensional, dengan tetap menjunjung tinggi aspek konservasi dan keberlanjutan. (ant/nsp)
Load more