Indonesia Masuk Jajaran Kontributor Besar Nilai Manufaktur Global, Menperin: Tertinggi di ASEAN
- tvOnenews.com/ Taufik
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan nilai tambah manufaktur (Manufacturing Value Added/MVA) Indonesia masuk dalam jajaran kontributor terbesar di dunia.
Indonesia menempati posisi ke-12 negara dengan nilai manufaktur terbesar, yakni mencapai 255,96 miliar dolar AS atau Rp4,26 kuadriliun.
Berdasarkan data theglobaleconomy.com, MVA sektor manufaktur Indonesia pada tahun 2023 mencapai 255,96 miliar dolar AS atau meningkat 36,4 persen dibanding tahun 2022 sebesar 241,87 miliar dolar AS atau Rp4,02 kuadriliun.
Agus menjelaskan, angka di tahun 2023 tersebut merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah dan mencerminkan peran strategis sektor industri pengolahan dalam perekonomian nasional.Â
Untuk output dan global value, Indonesia setara dengan negara-negara maju lainnya seperti Inggris, Rusia, dan Prancis.
"Indonesia mengungguli jauh dibandingkan negara Asean lainnya, seperti Thailand dan Vietnam yang nilai MVA-nya hanya setengah dari nilai MVA Indonesia. MVA Thailand berada di posisi ke-22 dengan nilai 128 miliar dolar AS (Rp2,12 kuadriliun), sedangkan Vietnam di posisi ke-24 dengan nilai 102 miliar dolar AS (Rp1,7 kuadriliun) ," katanya, Senin (5/5/2025).
Dia menyebut, industri manufaktur Indonesia dinilai memiliki struktur yang cukup mendalam dari sektor hulu sampai hilir. Hal ini berdampak positif pada peningkatan nilai tambah sehingga memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
"Merujuk data dari theglobaleconomy.com, tren MVA selalu naik sejak tahun 2019-2023 kecuali pada masa pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Untuk terus memacu value added ini perlu kebijakan yang strategis, pro-bisnis dan pro-investasi sehingga industri manufaktur kita semakin berdaya saing di kancah global," ujarnya.
Sebagai perbandingan, rata-rata MVA dunia adalah 78,73 miliar dolar AS (Rp1,3 kuadriliun) berdasarkan data dari 153 negara.
Secara historis, rata-rata untuk Indonesia dari tahun 1983 hingga 2023 adalah 102,85 miliar dolar AS (Rp1,71 kuadriliun). Nilai minimum yang dicapai, yaitu 10,88 miliar dolar AS (Rp181 triliun) pada tahun 1983, sementara nilai maksimum sebesar 255,96 miliar dolar AS (Rp4,26 kuadriliun) pada tahun 2023. (nba)
Load more