RI Bidik Kanada, Afrika, dan Timur Tengah jadi Target Pasar Ekspor Baru, Wamendag: Bukan Gara-Gara Kebijakan Trump
- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperluas jangkauan pasar ekspor melalui diversifikasi mitra dagang, tidak semata sebagai respons terhadap kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menekankan bahwa upaya ini sudah lama menjadi bagian dari strategi nasional dalam memperluas akses perdagangan ke berbagai negara.
Diversifikasi pasar ekspor dianggap sebagai langkah penting untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di kancah internasional.
"Kita mendiversifikasi pasar ekspor kita. Jadi, this is not a response to the Trump policies (ini bukan tanggapan terhadap kebijakan Trump), kita sudah melakukan cukup lama bagaimana memperluas pasar internasional kita," ujar Dyah dalam acara Halal Bihalal dan Forum Group Discussion yang diadakan oleh Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) di Menara Kadin Jakarta, Jumat (26/4/2025).
Dyah menjelaskan, pemerintah terus memperluas kerja sama perdagangan dengan negara mitra melalui skema perjanjian seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Free Trade Agreement (FTA), dengan pendekatan yang lebih strategis.
Sejumlah negara yang menjadi fokus ekspansi meliputi Australia, Korea Selatan, negara-negara di kawasan Afrika, serta Timur Tengah.
Langkah ini diharapkan mampu membuka peluang pasar baru bagi produk Indonesia yang memiliki keunggulan kompetitif.
"These are non-conventional trading partners. Tapi kami melihat bahwa ada potensi yang bisa kita gali untuk market tersebut," lanjut Dyah.
Wamendag juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini, Indonesia telah meratifikasi 21 perjanjian perdagangan dengan berbagai negara, sementara 16 perjanjian lain masih dalam tahap negosiasi untuk memperluas akses ekspor.
Salah satu perjanjian yang dinilai sangat penting adalah Indonesia-Kanada CEPA. Kesepakatan ini berpotensi membuka akses pasar Kanada, yang memiliki populasi sekitar 51 juta jiwa dan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 2,2 triliun dolar AS, khususnya untuk produk-produk bersertifikat halal.
"So the halal industry is a big one dan mempunyai potensi besar untuk Kanada hingga makanan laut ataupun produk pertanian," ujar Dyah.
Load more