RI Buka 5 Wilayah Migas Baru, 40 Investor Global Berebut Masuk: Ada Perusahaan Inggris hingga Korea Selatan
- SKK Migas
Jakarta, tvOnenews.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengumumkan adanya rencana penandatanganan kontrak kerja sama baru di ajang Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex 2025.
Kontrak tersebut akan melibatkan sejumlah investor asing yang baru memasuki industri hulu migas RI.
Salah satu investor baru yang akan menandatangani kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract/PSC) adalah Enquest, perusahaan asal Inggris.
Penandatanganan dijadwalkan berlangsung pada Mei 2025, seiring dengan komitmen perusahaan untuk mengembangkan dua wilayah kerja (WK) yang telah mereka menangkan.
Kehadiran investor baru ini dinilai menjadi angin segar bagi industri hulu migas nasional, sekaligus menandai semakin terbukanya peluang kerja sama internasional untuk mengeksplorasi potensi energi di Indonesia.
“Wajah-wajah baru, seperti Enquest, perusahaan dari Inggris, saat ini sudah memenangkan 2 WK baru. Insyaallah Mei nanti akan tandatangani PSC,” ujar Kepala Divisi Prospektivitas Migas & Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas Asnidar di Jakarta, Kamis (24/5/2025).
Selain Enquest, perusahaan asal Korea Selatan, Posco, juga dipastikan akan menambah portofolio wilayah kerjanya di Indonesia pada tahun ini.
Posco sebelumnya telah menandatangani kontrak kerja sama pada tahun lalu dan kini memperluas keterlibatannya di sektor migas.
Investor lain yang juga akan bergabung adalah SK Earthon. Perusahaan ini disebutkan akan membentuk kemitraan untuk menjalankan kegiatan eksplorasi di wilayah kerja baru di Indonesia.
“Insyaallah akan tanda tangan WK juga di Mei 2025 ini,” ucap Asnidar.
Secara keseluruhan, diperkirakan akan ada 5 wilayah kerja baru yang akan disepakati pada IPA Convex 2025 mendatang.
Kelima wilayah ini merupakan bagian dari 40 potensi investasi baru yang saat ini tengah dijajaki oleh SKK Migas.
Asnidar menegaskan, momen ini sebagai dorongan untuk mempercepat laju industri hulu migas nasional. Ia menyoroti bahwa Indonesia memiliki 128 cekungan migas, namun baru sebagian kecil yang telah dimanfaatkan secara maksimal.
Saat ini, hanya 20 cekungan yang sudah memasuki tahap produksi, sementara 27 lainnya masih dalam tahap penemuan cadangan. Sisanya belum dieksplorasi.
“Kalau kita jumlah secara angka, 20 dan 27, berarti 47 cekungan dari 128 cekungan. Hanya 37 persen. Dalam satu dekade, angka tersebut tidak berubah. Belum berubah,” ucapnya.
Load more