Jakarta, tvOnenews.com – Deretan kecelakaan tragis di perlintasan sebidang kereta api belakangan ini membuat Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi angkat bicara. Ia menegaskan bahwa keselamatan publik menjadi prioritas utama, terutama di titik-titik rawan yang kerap luput dari pengawasan.
Pernyataannya bukan tanpa sebab. Awal April 2025, seorang asisten masinis tewas dalam tabrakan antara Kereta Api Commuter Line Jenggala dan truk muatan kayu di Gresik, Jawa Timur. Truk tersebut menerobos rel di JPL 11 yang tidak dijaga.
Beberapa hari kemudian, kecelakaan kembali terjadi di JPL 27, lintas Cilebut–Bogor. Sebuah mobil tertabrak kereta commuter. Kali ini tak ada korban jiwa, tapi alarm bahaya kembali berbunyi nyaring.
Menurut Dudy, banyak perlintasan berada di luar wewenang pusat—jalan provinsi, kabupaten, hingga jalan desa. Ia mendorong pemerintah daerah turun tangan lebih aktif. “Keselamatan ini tanggung jawab bersama. Bukan hanya soal kereta, tapi nyawa masyarakat,” tegasnya.
Langkah cepat juga datang dari PT Kereta Api Indonesia (KAI). Selama tiga bulan pertama tahun ini, mereka sudah menutup 74 perlintasan sebidang. Titik-titik ini dianggap tak memenuhi syarat keselamatan, mulai dari tidak memiliki nomor JPL, tidak dijaga petugas, hingga tidak berpintu.
Load more