Pemerintah Upayakan Perkuat Timbal-balik Investasi dan Perdagangan Sektor Perikanan dengan China
- dok.KKP
Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengupayakan penguatan investasi dan perdagangan sektor perikanan dengan China.
Cara yang dilakukan KKP saat ini, adalah melalui partisipasi aktif dalam China (Zhejiang) – Indonesia Trade and Investment Conference. Kegiatan tersebut digelar di Jakarta.
“Kami membuka ruang bagi investor untuk berkolaborasi dalam perikanan tangkap, budi daya, pengolahan hasil perikanan, dan penguatan logistik berkelanjutan," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Tornanda Syaifullah dikutip dari antara, Minggu (20/4/2025).
Sebagai informasi, forum yag dimaksud adalah forum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Zhejiang melalui China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT Zhejiang).
Forum tersebut bertujuan memperkuat hubungan ekonomi kedua negara dan membuka peluang investasi di sektor strategis, termasuk kelautan dan perikanan, manufaktur, logistik, dan energi terbarukan.
Masih kata Tornanda, komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif diwujudkan melalui kemudahan perizinan, insentif, infrastruktur pendukung, dan sumber daya manusia (SDM) yang andal.
Kerja sama itu bagian dari upaya mewujudkan industri perikanan nasional yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing global, selaras dengan arah pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan.
Dia mengatakan bahwa data KKP menunjukkan tren positif hubungan dagang perikanan Indonesia–China. Pada 2024, ekspor produk perikanan Indonesia ke China mencapai 1,24 miliar dolar AS.
Sementara impor hanya 96,7 juta dolar AS sehingga Indonesia mendapat surplus perdagangan produk perikanan sebesar 1,15 miliar dolar AS.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke China meliputi cumi-sotong-gurita (32,9 persen), rumput laut (18,6 persen), layur (7,9 persen), udang (7,5 persen), rajungan-kepiting (6,2 persen), dan lobster (3,6 persen).
Sementara impor dari China didominasi pacific mackerel (Scomber japonicus) beku sebesar 52,2 persen, cumi-cumi (terutama jenis Todarodes pasificus dan Dosidigcus gigas) beku sebesar 9,6 persen, dan karaginan (6,0 persen).
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menggagas program ekonomi biru untuk meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia, dengan mengutamakan sistem produksi berkelanjutan.
Dalam mengimplementasikannya, KKP memperkuat sinergi dengan multi stakeholder di berbagai bidang dari mulai hulu hingga hilir sektor perikanan.
Load more