Wipawee Srithong Digaji Rp 1,9 Miliar Gantikan Megawati di Red Sparks
- Kolase tvOnenews
Jakarta, tvOnenews.com – Saat sebagian pemain bintang memilih pulang kampung, seperti Megawati Hangestri Pertiwi yang kembali ke Indonesia demi alasan keluarga, satu nama justru terbang lebih tinggi: Wipawee Srithong.
Pemain voli asal Thailand ini justru mengamankan kontrak baru dengan klub papan atas Korea Selatan, Daejeon JungKwanJang Red Sparks, untuk musim 2025–2026.
Langkah ini seolah jadi kontras yang mencolok—saat Megawati meninggalkan Red Sparks, Wipawee justru datang membawa harapan baru dan… gaji yang fantastis.
Outside hitter kelahiran 14 November 1995 ini dikenal sebagai salah satu bintang voli wanita paling konsisten di Asia Tenggara. Dengan tinggi 174 cm, Wipawee memang bukan yang paling jangkung, namun kelincahan, teknik, dan determinasinya di lapangan menjadikannya aset berharga di tim manapun ia bermain.
Sejak debutnya bersama klub Supreme Chonburi-E.Tech di Thailand, nama Wipawee terus mencuat lewat sederet gelar juara dan penampilan impresif bersama tim nasional Thailand. Ia telah tampil di berbagai turnamen besar seperti Asian Games, SEA Games, hingga turnamen antar klub Asia.
Kini, ia mencetak rekor pribadi dalam hal gaji tertinggi sepanjang kariernya, sekaligus menjadi simbol transisi generasi Red Sparks setelah era Megawati.
Gaji Wipawee: Dari Puluhan Juta Jadi Miliaran Rupiah
Bergabung melalui sistem Asia Quota Draft, Wipawee diperkirakan mengantongi gaji sebesar USD 120.000 (sekitar Rp 1,9 miliar) untuk musim pertamanya bersama Red Sparks. Angka ini sesuai dengan standar V-League Korea bagi pemain Asia baru, dan menjadikannya salah satu pemain Thailand dengan pendapatan tertinggi di liga internasional.
Sebelumnya, saat memperkuat Suwon Hyundai E&C Hillstate (2023–2025), ia menerima gaji sekitar USD 100.000 per musim. Artinya, ada kenaikan signifikan dalam nilai kontraknya—sebuah pencapaian mengingat ia sempat absen karena cedera ACL.
Pendapatan Wipawee di Thailand dan Vietnam
Gaji Wipawee di klub-klub Asia Tenggara seperti Supreme Chonburi, Est Cola, atau Kinh Bắc Bắc Ninh, tak pernah terungkap secara publik. Namun, berdasarkan estimasi industri, pendapatannya saat itu berkisar antara USD 20.000 hingga 40.000 per musim.
Load more