Sebut Pemerintah akan Genjot Impor LPG dan Minyak Mentah dari AS, Tapi Bahlil Bilang Bukan Menambah Kuota: Hanya Mengalihkan Pembelian
- Abdul Gani Siregar/tvOnenews.com
Jakarta, tvOnenews.com - Sebagai upaya menyiasati neraca perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat, Pemerintah RI berencana meningkatkan impor komoditas energi dari AS.
Hal ini juga dimaksudkan untuk membuka ruang negosiasi atas tarif perdagangan yang diberlakukan oleh Pemerintah AS terhadap sejumlah komoditas ekspor RI.
Kabar tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia seusai menghadiri rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (17/4/2025).
“Kita rapat tadi dengan Bapak Presiden untuk memastikan komoditas apa saja yang akan kita tambah impornya dari Amerika Serikat, demi menciptakan keseimbangan dalam neraca perdagangan,” kata Menteri Bahlil.
Menurut Menteri ESDM, meski Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia secara resmi tercatat surplus sekitar 14,5 miliar dolar AS, tetapi pencatatan di AS justru menunjukkan angka yang melebihi itu.
Oleh karenanya, strategi pemerintah RI saat ini adalah melakukan impor LPG, minyak mentah (crude oil), dan BBM langsung dari AS dengan nilai di atas 10 miliar dolar AS.
Rencana ini mencakup peningkatan impor LPG dari AS dari 54 persen menjadi 65-80 persen, serta peningkatan impor crude oil yang saat ini di bawah 4 persen menjadi lebih dari 40 persen.
Khusus BBM, pemerintah masih menunggu hasil pembahasan teknis dengan tim Kementerian ESDM dan Pertamina.
Kendati akan melakukan peningkatan impor energi yang signifikan dari AS, Bahlil mengatakan bahwa hal ini bukan merupakan penambahan, tetapi hanya pengalihan pemelian.
“Ini bukan penambahan kuota impor, tapi hanya mengalihkan sumber pembelian dari negara lain ke Amerika,” katanya.
Sebelumnya, impor energi Indonesia banyak berasal dari Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara.
Bahlil menambahkan, saat ini proses negosiasi terkait peningkatan impor yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, sedang berlangsung di AS.
Eks Menteri Investasi/Kepala BKPM itu menyebut, peningkatan impor energi dari AS diharapkan bisa memberi ruang negosiasi terhadap tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.
“Kalau dengan harapan neraca perdagangan kita sudah seimbang, bahkan mungkin bisa surplus, katakanlah kalau itu terjadi, harapannya tarifnya diturunkan dong,” tutupnya.
Load more