RI–Arab Saudi Bahas Strategi Tanggapi Dampak Kebijakan AS: Siap Garap Hilirisasi Industri
- Antara Foto
Jakarta, tvOnenews.com – Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh potensi kebijakan proteksionis Amerika Serikat, khususnya jika Donald Trump kembali menjabat, Indonesia dan Arab Saudi mengambil langkah strategis.
Kedua negara sepakat memperkuat kerja sama di sektor industri sebagai bentuk mitigasi atas dampak yang mungkin ditimbulkan dari dinamika kebijakan internasional tersebut.
Langkah itu disampaikan langsung oleh Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita usai pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi Bandar Al-Khorayef, Rabu (16/4), di Jakarta.
Kolaborasi Industri Jadi Solusi Hadapi Ketidakpastian Global
“Kondisi global yang tidak menentu ini harus jadi perhatian kita bersama. Termasuk kemungkinan kebijakan ekonomi yang mungkin dikeluarkan oleh Amerika, terutama dari figur seperti Trump. Karena itu, penguatan kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi menjadi salah satu kunci mitigasi,” ujar Agus.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa kerja sama ekonomi bilateral bukan hanya soal peningkatan perdagangan, tetapi juga sebagai upaya kolektif untuk meredam potensi dampak negatif dari kebijakan unilateral negara adidaya.
Angka Perdagangan Masih Rendah, Peluang Kerjasama Terbuka Lebar
Saat ini, nilai perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi masih tergolong kecil. Pada tahun 2024, total perdagangan hanya menyentuh angka 3,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp55,5 triliun. Angka ini dinilai masih jauh dari potensi optimal yang bisa dicapai dua negara dengan posisi strategis di kawasan masing-masing.
Menperin menyebut, ruang kerja sama terbuka lebar, khususnya dalam sektor petrokimia dan hilirisasi mineral. Dua sektor ini dipilih karena bisa saling menguntungkan dan menciptakan efek berganda terhadap industri nasional maupun regional.
Arab Saudi Siap Investasi di Sektor Mineral RI
Dalam pertemuan tersebut, Arab Saudi menyatakan kesiapannya untuk melakukan investasi langsung di sektor mineral Indonesia, terutama yang berkaitan dengan hilirisasi. Investasi ini dinilai penting untuk menjaga posisi Arab Saudi dalam portofolio global terkait komoditas strategis.
“Arab Saudi siap berinvestasi dalam rangka mengamankan kekuatan market mereka. Ini menjadi sinyal positif bagi kita untuk membangun hilirisasi nasional yang lebih kuat dan berkelanjutan,” kata Agus.
Bagi Indonesia, kolaborasi ini sekaligus mendukung agenda hilirisasi pemerintah di berbagai sektor, mulai dari nikel, tembaga, hingga petrokimia, yang merupakan pilar penting dalam penguatan industri manufaktur nasional.
Rencana Disepakati dalam MoU, Fokus pada Proyek Quick Win
Rencana penguatan kerja sama ini akan dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) yang disusun secara selektif dan terarah. Menperin Agus menegaskan bahwa MoU tersebut akan fokus pada proyek-proyek dengan “common ground” dan berpotensi menghasilkan hasil cepat (quick win).
“MoU-nya akan kita batasi hanya untuk proyek-proyek yang memang punya kesamaan kepentingan antara dua negara, dan yang bisa langsung dijalankan,” tegasnya.
Arah Baru Diplomasi Ekonomi Indonesia
Langkah ini menandai arah baru diplomasi ekonomi Indonesia, yang tidak hanya fokus pada negara-negara Barat, tetapi juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi mitra strategis dari Timur Tengah seperti Arab Saudi.
Sinergi lintas kawasan ini menjadi langkah nyata dalam menghadapi ketegangan geopolitik dan ketidakpastian global, sambil tetap menjaga kepentingan nasional. (ant/nsp)
Load more