KKP Genjot Sulawesi Utara Jadi Sentra Hilirisasi Perikanan Timur Indonesia
- Antara Foto
Jakarta, tvOnenews.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong penguatan Provinsi Sulawesi Utara sebagai pusat hilirisasi dan ekspor hasil perikanan dari kawasan timur Indonesia.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan nilai tambah produk kelautan serta memperluas pasar global.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Tornanda Syaifullah, menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2024, ekspor perikanan dari Sulut mencapai USD 172,5 juta dengan volume ekspor sebesar 27,7 juta kilogram.
Komoditas utama yang mendominasi adalah Tuna, Cakalang, dan Tongkol (TCT) yang menyumbang 95 persen dari total nilai ekspor, senilai USD 165 juta. Produk-produk ini dipasarkan dalam bentuk loin, fillet, dan produk beku siap saji, menandakan keberhasilan hilirisasi di provinsi tersebut.
"Produk-produk tersebut telah melalui proses pengolahan yang menunjukkan kualitas dan nilai tambah yang tinggi," ujar Tornanda dalam pernyataannya, Selasa (16/4).
Pasar Ekspor Strategis dan Dukungan Domestik
Pasar ekspor utama hasil perikanan Sulut meliputi Amerika Serikat (USD 54,8 juta), Timur Tengah (USD 38 juta), Jepang (USD 25,1 juta), dan negara-negara ASEAN (USD 17 juta). Namun, hilirisasi tidak hanya menyasar pasar luar negeri.
Tornanda menegaskan, hilirisasi juga mendukung program prioritas nasional seperti makan bergizi gratis dan ketahanan pangan, dengan memanfaatkan produk perikanan olahan untuk konsumsi dalam negeri.
Rantai Dingin Terintegrasi, Kunci Daya Saing Global
Penguatan rantai dingin menjadi fokus utama dalam menjaga mutu dan daya saing produk dari hulu ke hilir. Sistem rantai dingin yang terintegrasi mencakup kapal penangkap, pelabuhan perikanan, unit pengolahan ikan (UPI), cold storage, hingga transportasi ekspor.
"Penerapan sistem rantai dingin menjadi tulang punggung hilirisasi di Sulawesi Utara," tegas Tornanda.
Selain itu, penguatan dilakukan melalui peningkatan produktivitas UPI, yang didukung oleh fasilitas pengolahan modern dan pelatihan peningkatan kapasitas pelaku usaha.
Bitung Jadi Pusat Aktivitas Hilirisasi Perikanan
Sulawesi Utara saat ini memiliki 68 Unit Pengolahan Ikan (UPI) skala menengah dan besar, dengan mayoritas berlokasi di Kota Bitung. Kota ini telah berkembang menjadi pusat industri pengolahan perikanan dan menjadi tulang punggung ekspor kawasan.
Revitalisasi sistem logistik dan pengembangan cold storage juga terus dilakukan agar distribusi berjalan efisien, baik untuk kebutuhan ekspor maupun dalam negeri.
Komitmen KKP Dorong Ekonomi Biru dan Ketahanan Nasional
KKP juga mendorong pengembangan akses pasar, promosi dagang, dan kemitraan ekspor, serta pendampingan usaha kepada koperasi nelayan dan UMKM. Hasil hilirisasi tak hanya diekspor, tapi juga akan dimanfaatkan untuk mendukung gizi masyarakat dan pasar lokal.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya menekankan pentingnya ekonomi biru sebagai landasan pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan sekaligus meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia.
"KKP akan terus memperkuat ekosistem hilirisasi di Sulawesi Utara dan daerah lainnya agar sektor kelautan dan perikanan menjadi pilar utama pembangunan nasional," pungkas Tornanda. (ant/nsp)
Load more