Arab Saudi Siap Lunasi Utang Suriah ke Bank Dunia, Jalan Pulang bagi Ekonomi Damaskus?
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com – Sebuah manuver keuangan mengejutkan muncul dari Timur Tengah. Arab Saudi, negara kaya minyak yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk melunasi utang lama Suriah ke Bank Dunia yang mencapai US$15 juta atau sekitar Rp250 miliar.
Langkah ini bisa menjadi sinyal kuat kembalinya Suriah ke orbit lembaga keuangan internasional setelah bertahun-tahun terisolasi akibat perang dan sanksi.
Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Reuters, mengutip sejumlah sumber diplomatik yang menyebut bahwa pelunasan ini bisa membuka pintu bantuan dan hibah internasional, terutama untuk pembangunan ulang infrastruktur vital seperti jaringan listrik dan pembayaran gaji pegawai negeri sipil.
Namun, hingga kini, pemerintah Saudi masih tutup mulut. "Kami tidak mengomentari rumor," ujar juru bicara Kementerian Keuangan Saudi kepada Reuters. Kendati begitu, diskusi internal diyakini sudah berjalan intensif.
Suriah Butuh “Uang Masuk” Sebelum Dapat Bantuan Baru
Menurut aturan Bank Dunia, negara anggota harus melunasi tunggakan utang terlebih dahulu sebelum dapat menerima bantuan baru. Dalam kasus Suriah, kendalanya bukan hanya jumlah utangnya yang kecil, tapi kondisi kas pemerintah yang kritis. Aset luar negeri yang dibekukan juga tak bisa diakses sebagai alternatif pelunasan.
Rencana bantuan ini, jika terlaksana, akan menjadi bantuan finansial resmi pertama dari Arab Saudi ke Suriah sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad tahun lalu. Langkah ini pun dinilai sebagai sinyal awal bahwa negara-negara Teluk mulai membuka kembali jalur diplomasi dan bantuan ke Damaskus.
Sebelumnya, Qatar juga sempat menawarkan bantuan—seperti membayar gaji PNS Suriah dan memasok gas lewat Yordania—meski masih tertahan akibat potensi pelanggaran sanksi Amerika Serikat (AS). Baru bulan lalu, pemerintah AS akhirnya memberi lampu hijau untuk beberapa skema bantuan energi sebagai upaya kemanusiaan.
Bank Dunia Siap Bantu, Tapi Butuh Sinyal Politik Jelas
Sumber Reuters menyebut Bank Dunia sudah siap membantu Suriah, namun menunggu konfirmasi dari pihak-pihak utama—termasuk AS dan negara donor Teluk. Fokus awal bantuan meliputi perbaikan sistem listrik dan dukungan administratif ke sektor publik.
Senin lalu, Bank Dunia mengadakan pertemuan terbuka pertama dengan pemerintah baru Suriah, bertempat di Damaskus. Delegasi mereka bertemu langsung dengan Menteri Keuangan Suriah, Mohammed Yosr Bernieh, dan membahas opsi kerja sama di sektor fiskal dan pembangunan.
Bernieh, dalam pertemuan itu, menyoroti dampak panjang sanksi internasional serta warisan kesalahan ekonomi di era Assad. Ia juga mengonfirmasi bahwa bulan ini, Suriah berencana mengirim delegasi ke Washington untuk mengikuti pertemuan tahunan Bank Dunia dan IMF—kunjungan resmi pertama pejabat Suriah ke AS sejak Assad terguling.
Masih Ada Tembok Sanksi
Meski beberapa pintu mulai terbuka, sanksi utama dari AS dan Eropa masih aktif. Pemerintah AS memang sempat memberikan pengecualian sanksi selama enam bulan untuk bantuan kemanusiaan sejak Januari lalu, tapi dampaknya masih terbatas.
Dengan dukungan dari Arab Saudi, Suriah berharap bisa menavigasi situasi ini secara strategis. Jika utang Bank Dunia benar-benar dilunasi, maka sinyal politik dari Riyadh bisa menjadi pembuka jalan bagi dukungan internasional lebih luas—meski tetap berada di bawah pengawasan ketat dari Washington. (nsp)
Load more