Trump Perang Dagang, Rakyat AS Jadi Tumbal: Harga Naik, Dompet Menjerit!
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat gebrakan besar. Kali ini, ia menaikkan tarif impor dari China hingga 104 persen!
Kebijakan ini mulai berlaku tepat setelah tengah malam waktu AS dan langsung bikin panik banyak pihak, dari pasar saham hingga toko kelontong.
Tarif super tinggi ini jadi bagian dari strategi Trump untuk menekan China yang sebelumnya juga menaikkan tarif balasan. Tapi alih-alih menyerah, China justru bersiap melawan dan mempersiapkan langkah panjang untuk bertahan dalam perang dagang ini.
Bursa Saham Anjlok, Triliunan Hilang
Kabar buruk ini langsung bikin pasar saham AS terjun bebas. Melansir dari Reuters, indeks S&P 500 turun selama empat hari berturut-turut dan kini berada di bawah 5.000 poin, pertama kalinya dalam hampir setahun. Total kerugian pasar saham sejak pengumuman tarif ini mencapai 5,8 triliun dolar AS—angka yang bikin kepala pening.
Pasar Asia pun ikut kena imbas. Di Jepang, indeks Nikkei turun tajam, dan pasar negara-negara lain mulai waspada terhadap dampak domino yang mungkin terjadi.
China: Tidak Akan Mundur
Pemerintah China menolak tunduk pada tekanan AS. Mereka menyebut tarif Trump sebagai bentuk pemerasan dan menyatakan siap bertarung habis-habisan. Banyak pabrik di China kini mulai merencanakan relokasi ke negara lain agar bisa tetap berjualan tanpa terkena tarif tinggi.
Bank Citi bahkan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China dari 4,7 persen menjadi 4,2 persen karena situasi ini.
Harga Barang di AS Diprediksi Melejit
Warga Amerika kini mulai resah. Sebanyak 3 dari 4 orang percaya harga-harga kebutuhan akan naik. Beberapa perusahaan sudah mulai mengenakan biaya tambahan ke pelanggan. Sepatu lari yang biasanya dijual 155 dolar, bisa naik jadi 220 dolar karena tarif baru.
“Saya beli dua kali lipat dari biasanya. Makanan kaleng, tepung, pokoknya apa aja yang tahan lama,” ujar Thomas Jennings, warga New Jersey saat belanja di Walmart.
Kenaikan harga memang belum langsung terasa, karena barang-barang yang sedang dikirim belum kena tarif. Tapi dalam beberapa minggu, lonjakan harga dipastikan mulai menghantam.
Load more