Prabowo juga menyebut beberapa kasus nyata yang menggambarkan pendekatan tegasnya terhadap birokrasi. Termasuk soal pemecatan pejabat Kementerian Pertanian yang terlibat suap, hingga penggantian direksi Bulog yang dinilai lambat dalam menyerap gabah petani.
Lalu, apakah Menteri Dikti Saintek menjadi salah satu yang tumbang karena dinilai tidak selaras dengan visi eksekusi cepat itu?
Meski Prabowo tak menyebut nama secara langsung, narasi soal “pemimpin yang tidak perform” menjadi sorotan tajam. Terlebih, isu tentang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi belakangan mendapat tekanan agar lebih konkret berkontribusi ke pengentasan kemiskinan dan penguatan sumber daya manusia.
Prabowo juga menyinggung program 32 ribu sarjana bergizi tinggi—anak-anak muda dengan IQ tinggi yang akan ditugaskan ke desa-desa sebagai agen perubahan. Program ini dinilai sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap institusi pendidikan tinggi yang selama ini dianggap elitis namun minim implementasi lapangan.
“Kalau dirjen atau birokrat tidak tampilkan yang terbaik, saya akan ambil anak-anak muda yang lebih baik,” katanya.
Pernyataan ini makin memperkuat asumsi bahwa reshuffle bukan hanya soal politik balas budi, tapi semangat meritokrasi. “Yang penting niat kita baik. Kalau saya merasa gagal, tahun keempat atau kelima, saya akan berhenti dari politik,” ujar Prabowo, menegaskan komitmennya.
Pernyataan Prabowo ini disampaikan dalam wawancara khusus bersama tujuh jurnalis nasional, yang tayang pada 7 April 2025. Salah satu pertanyaan kunci tentang kinerja kabinet dan arah reformasi birokrasi dilontarkan langsung oleh Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Sutta Dharmasaputra.
Load more