Jakarta, tvOnenews.com - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Prof Telisa Aulia Falianty menyoroti potensi terjadinya trade diversion dari negara-negara eksportir.
Hal itu menyusul Presiden AS Donald Trump yang menerapkan kenaikan tarif masuk untuk barang-barang yang masuk ke negara tersebut.
Dalam konteks ini, lanjutnya, Pemerintah diminta mengantisipasi kemungkinan masuknya barang impor dalam jumlah besar, sekaligus memperkuat instrumen pengamanan pasar domestik tanpa menciptakan hambatan yang bisa dianggap diskriminatif secara internasional.
Sebagai anggota ASEAN, BRICS, dan G20, Indonesia disebut perlu memaksimalkan jalur diplomasi multilateral untuk merespons dinamika global. Meski Presiden Donald Trump cenderung mendorong kesepakatan bilateral, langkah kolektif di tingkat kawasan tetap penting untuk menciptakan posisi tawar yang lebih kuat.
"Multilateral diplomacy harus tetap berjalan. Tapi di saat yang sama, pemerintah perlu menyiapkan kebijakan sektoral untuk meningkatkan daya saing industri nasional," kata Telisa.
Sektor-sektor seperti minyak sawit dan tekstil, yang masih memiliki permintaan tinggi di pasar AS, dinilai bisa menjadi jembatan untuk menjaga komunikasi dagang tetap terbuka.
Load more