Prajogo Pangestu: Taipan Petrokimia RI, Gurita Bisnis, dan Kunci Sukses Chandra Asri dalam Akuisisi Shell Singapura

Jakarta, tvOnenews.com – Akuisisi Shell Energy and Chemicals Park (SECP) di Singapura oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) dan Glencore menjadi salah satu langkah strategis dalam industri petrokimia. 

Transaksi ini menandai ekspansi besar-besaran Chandra Asri di pasar global dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama di sektor ini.

Di balik langkah besar ini, terdapat sosok kunci yang memainkan peran sentral, yakni Prajogo Pangestu, konglomerat yang mengendalikan Chandra Asri dan Barito Pacific.

Kekayaan Fantastis, Masuk Daftar Orang Terkaya Dunia

Berdasarkan data terbaru Forbes, kekayaan Prajogo Pangestu diperkirakan mencapai lebih dari USD 10 miliar (sekitar Rp 160 triliun). 

Angka ini menempatkannya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dan bahkan masuk dalam jajaran miliarder dunia. Kekayaannya sebagian besar bersumber dari sektor energi, petrokimia, dan kehutanan.

Sebagai pemilik utama Barito Pacific, Prajogo mengendalikan sejumlah bisnis strategis, termasuk di sektor energi terbarukan dan industri manufaktur. Meski jarang tampil di media, jejak bisnisnya terus berkembang dan berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.

Profil Singkat: Dari Nol Jadi Konglomerat

Prajogo Pangestu lahir di Kalimantan Barat pada 13 Mei 1944. Perjalanannya menuju puncak kesuksesan dimulai dari bisnis kayu pada era 1970-an. 

Ia mendirikan PT Barito Pacific Timber, yang kemudian berkembang menjadi Barito Pacific, konglomerasi bisnis yang mencakup berbagai sektor, dari kehutanan hingga petrokimia.

Keputusan strategisnya untuk masuk ke industri petrokimia menjadi langkah visioner yang membawa bisnisnya ke level internasional. Akuisisi Chandra Asri pada 2007 menjadi salah satu tonggak sejarah penting dalam ekspansi bisnisnya.

Keterlibatan di Chandra Asri: Pilar Industri Petrokimia Indonesia

Sebagai pemegang saham mayoritas, Prajogo Pangestu memainkan peran kunci dalam pertumbuhan Chandra Asri Group. Perusahaan ini merupakan produsen petrokimia terbesar di Indonesia, memasok berbagai produk seperti polipropilena, polietilena, dan butadiena yang menjadi bahan baku industri plastik, tekstil, hingga otomotif.

Chandra Asri terus memperluas kapasitasnya dengan mengembangkan kompleks petrokimia baru dan melakukan akuisisi strategis, termasuk akuisisi aset Shell di Singapura melalui Aster Energy and Chemicals Park. Langkah ini semakin mengokohkan posisi Chandra Asri di pasar global.

Gurita Bisnis: Dari Petrokimia hingga Energi Hijau

Selain petrokimia, Prajogo Pangestu juga berinvestasi besar di sektor energi terbarukan melalui PT Barito Renewables Energy Tbk. Perusahaan ini fokus pada pembangkit listrik berbasis panas bumi yang mendukung transisi energi hijau di Indonesia.

Dengan kombinasi bisnis di sektor energi fosil dan energi hijau, Prajogo Pangestu berhasil menciptakan ekosistem industri yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Kesimpulan: Taipan Visioner yang Tak Terhentikan

Kisah sukses Prajogo Pangestu adalah cerminan bagaimana visi, keberanian, dan strategi bisnis yang matang dapat membawa seseorang dari nol hingga menjadi salah satu pengusaha paling berpengaruh di Indonesia. 

Dengan ekspansi besar-besaran di industri petrokimia dan energi, tak heran jika namanya akan terus menjadi sorotan di kancah bisnis nasional maupun global. (nsp)