Ketidakpastian ini kemungkinan berkontribusi pada perlambatan penjualan, karena pelanggan mempertimbangkan apakah mereka masih akan mendapatkan dukungan jangka panjang untuk kendaraan Daihatsu mereka.
Dalam pernyataan resminya, Daihatsu menyampaikan, "Kami memahami bahwa banyak pelanggan yang memiliki keterikatan dengan merek Daihatsu. Namun, kami meyakinkan bahwa perubahan ini tidak akan memengaruhi kualitas, keandalan, dan layanan purna jual yang selama ini telah kami berikan."
Sementara Daihatsu mengalami stagnasi, Toyota justru semakin kokoh di puncak dengan penjualan 24.506 unit pada Februari, meningkat dari 22.132 unit di Januari.
Hal ini menunjukkan bahwa transisi Daihatsu ke Toyota mungkin tidak terlalu mengurangi pangsa pasar, tetapi lebih mengalihkan loyalitas pelanggan ke brand Toyota.
Toyota berkomitmen untuk tetap memberikan layanan bagi pemilik kendaraan Daihatsu.
"Bagi pelanggan Daihatsu yang telah memiliki kendaraan, layanan garansi, suku cadang, dan dukungan purna jual akan terus berlanjut tanpa gangguan melalui jaringan luas Toyota," ujar perwakilan Toyota dalam keterangan resminya. (nsp)
Load more