Struktur BPI Danantara Disorot Pelaku Pasar, Ungkap Kekhawatiran para Investor: Benarkah akan Bebas dari Intervensi Politik?
- tvOnenews/Abdul Gani Siregar
Jakarta, tvOnenews.com - Struktur kepengurusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) resmi diumumkan pemerintah pada Senin (24/3/2025). Lembaga ini diharapkan menjadi pilar penting dalam mengelola investasi strategis nasional.
Diketahui bahwa Presiden Prabowo Subianto memercayakan posisi strategis kepada tokoh-tokoh berpengaruh, baik dari dalam negeri maupun internasional.
Pemilihan jajaran ini disebut sebagai langkah untuk memperkuat kredibilitas Danantara di mata investor.
Misalnya saja, posisi Dewan Pengawas diisi oleh Erick Thohir (Menteri BUMN), Muliaman Hadad (Mantan Ketua Dewan Komisioner OJK), serta para Menteri Koordinator di pemerintahan Presiden Prabowo.
Sementara itu, Dewan Pengarah yang diisi oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi) dipercaya untuk memberikan arahan strategis bagi Danantara.
Terkait hal tersebut, pengamat pasar sekaligus Managing Director Research & Digital Production PT Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su, memberikan komentar kritis terhadap susunan kepengurusan Danantara.
Menurutnya, pemilihan nama-nama besar ini memang memberikan sinyal positif bagi pasar, yang tercermin dari rebound-nya indeks setelah pengumuman resmi.
Namun, Harry Su menekankan bahwa aspek tata kelola akan menjadi ujian utama bagi Danantara.
"Di atas kertas, nama-nama itu terlihat bagus dan itulah mengapa pasar rebound dari titik terendahnya. Namun, bagi kami, hal yang paling penting adalah tata kelola. Itu sebabnya kita harus menunggu sampai akhir tahun ini untuk melihat apakah Danantara akan benar-benar bebas dari campur tangan politik dalam pengambilan keputusan," kata Harry Su dalam keterangan tertulis yang diterima tvOnenews.com, Selasa (25/3/2025).
- FB/Harry Su
Lebih lanjut, Harry Su menyoroti pentingnya transparansi dalam pengelolaan dana yang akan segera masuk ke Danantara.
Ia menilai bahwa keputusan pertama terkait investasi akan menentukan kredibilitas lembaga ini di mata investor.
Hal ini terutama karena Danantara bakal sangat kaya dengan semua dividen yang masuk ke pundi-pundi mereka dalam beberapa minggu ke depan.
"Pertanyaannya adalah apa yang akan mereka lakukan dengan uang jutaan dolar tersebut? Membeli obligasi atau membeli kembali saham yang telah dijual atau apa? Yang pasti, proyek pertama Danantara akan menentukan tidak hanya citranya tapi juga kredibilitasnya di pasar, membentuk kesuksesan Indonesia di mata para investor," ungkap Harry Su.
"Dengan datangnya libur Lebaran dan kebutuhan untuk mendirikan kantor, investor mungkin harus menunggu hingga bulan Mei untuk mengetahui rencana investasi Danantara. Perlu diingat bahwa pelaksanaan dan eksekusi proyek tetap merupakan risiko pasar," ujarnya.
Selain itu, ia juga menyoroti pemindahan perusahaan konstruksi milik negara, seperti PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Waskita Karya (WSKT), ke dalam Danantara.
Menurutnya, hal ini memunculkan kekhawatiran di kalangan investor karena kedua perusahaan tersebut tengah menghadapi tantangan keuangan yang besar.
"Ada kekhawatiran bahwa BUMN Karya menjadi beban bagi Danantara karena tumpukan utang mereka, belum lagi potensi kasus hukum dan korupsi yang belum terungkap," lanjut Harry.
Lebih jauh, ia juga mengkritisi struktur organisasi Danantara yang memiliki banyak direktur pelaksana dengan profil tinggi, yang berpotensi memperumit pengambilan keputusan.
"Mengenai tim baru, ini tidak biasa, memiliki begitu banyak direktur pelaksana terkenal yang bekerja di bawah CEO-CFO-COO yang juga berprofil tinggi. Siapa yang akan benar-benar membuat persetujuan akhir pada ukuran pembelian investasi? Menempatkan tim yang besar pada tahap awal tanpa budaya perusahaan yang mapan tentu akan menjadi tantangan tersendiri," ujar Harry Su.
"Para anggota tim akan membutuhkan waktu untuk mengenal satu sama lain, berkolaborasi, dan bersinergi sebelum dapat mengambil keputusan keuangan yang tepat, bebas dari kepentingan pribadi," pungkasnya.
Melihat berbagai tantangan yang dipaparkan pelaku pasar, maka para investor tampaknya masih akan menunggu langkah konkret dari Danantara dalam mengelola dana investasi serta membuktikan independensi mereka dari kepentingan politik.
Untuk memastikan tata kelola yang transparan dan akuntabel, Danantara menghadirkan Ketua PPATK Ivan Yustiavandana, Ketua BPK Isma Yatun, Kapolri Listyo Sigit, dan Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin dalam Komite Pengawasan dan Akuntabilitas.
Susunan Lengkap Pengurus Danantara Indonesia:
Dewan Pengawas Danantara:
- Erick Thohir.
- Muliaman Hadad.
- Jajaran kementerian yang ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto.
Dewan Pengarah Danantara:
- Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
- Joko Widodo (Jokowi).
Dewan Penasihat Danantara:
- Raymond Thomas Dalio atau Ray Dalio.
- Helman Sitohang.
- Jeffrey Sachs.
- F. Chapman Taylor.
- Thaksin Shinawatra.
Komite Pengawasan dan Akuntabilitas Danantara:
- Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
- Ketua Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
- Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri).
- Jaksa Agung.
Board of Danantara:
- CEO: Rosan Perkasa Roeslani.
- Chief Operation Officer (COO) atau Pelaksana di Bidang Operasional: Dony Oskaria.
- Chief Investment Officer (CIO) atau Pelaksana di Bidang Investasi: Pandu Patria Sjahrir.
Managing Director Danantara:
- Managing Director Legal: Robertus Billitea.
- Managing Director Risk and Sustainability: Lieng-Seng Wee.
- Managing Director Finance: Arief Budiman.
- Managing Director Treasury: Ali Setiawan.
- Managing Director Global Relations and Governance: Mohamad Al-Arief.
- Managing Director Stakeholders Management: Rohan Hafas.
- Managing Director Internal Audit: Ahmad Hidayat.
- Managing Director Human Resources: Sanjay Bharwani.
- Managing Director atau Chief Economist: Reza Yamora Siregar.
- Managing Director Head of Office: Ivy Santoso.
- Komite Manajemen Risiko: John Prasetio.
- Komite Investasi dan Portofolio: Yup Kim.
Holding Operasional di Bawah COO Dony Oskaria
- Managing Director: Agus Dwi Handaya.
- Managing Director: Febriany Eddy.
- Managing Director untuk Risk: Riko Banardi.
Holding Investasi di Bawah CIO Pandu Patria Sjahrir
- Managing Director Finance: Djamal Attamimi.
- Managing Director Legal: Bono Daru Adji.
- Managing Director Investment: Stefanus Ade Hadiwidjaja.
CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, mengumumkan bahwa lembaga ini akan menjadi pilar utama dalam mengelola investasi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
“Danantara Indonesia akan menjadi kendaraan utama Presiden Prabowo dalam menerbangkan ekonomi Indonesia,” ujar Rosan dalam konferensi pers, Senin (24/3/2025).
Load more