Komoditas harga batu bara pun menjadi salah satu pemberat pergerakan pada pekan lalu, mengingat untuk pertama kalinya sejak 2022, harga batu bara global turun hingga di bawah 100 dolar AS/MT.
"Namun, kalau dilihat dari trennya, penurunan tersebut tidak berlangsung lama, seperti pada saat pandemi, dan secara berangsur-angsur mulai pulih," terangnya.
Dia menjelaskan batu bara merupakan komoditas utama ekspor Indonesia yang juga menjadi salah satu penggerak pertumbuhan dari sektor pertambangan. Pada bulan lalu, investor asing mencatatkan net sell sebesar 1,11 miliar dolar AS.
"Ke depannya, terutama di jangka pendek, risiko dari prospek pertumbuhan ekonomi domestik masih akan membayangi pasar saham domestik. Namun demikian, bila nantinya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh di atas peers-nya, maka di jangka panjang, IHSG akan mampu rebound ke atas level 7.000," kata Josua.
Melihat tren berbagai aset sepanjang 2025, pasar saham menjadi salah satu aset keuangan domestik yang disebut mencatatkan negative return cukup dalam, hingga 11,6 persen hingga akhir perdagangan Jumat (21/3/2025).
Berdasarkan return bulanan, penurunan terdalam terjadi pada bulan lalu sebesar 11,8 persen, sementara pada bulan ini per Senin (24/3/2025), IHSG hanya turun 0,2 persen. (ant/nba)
Load more