Saham Tesla Amblas 50%, Boikot Merajalela, Musk Kelewat Sibuk Urus Politik?
- ANTARA
Para pesaing Tesla, terutama merek mobil listrik asal China seperti BYD, Xpeng, dan Nio, mulai mencuri pangsa pasar. BYD menawarkan mobil listrik dengan harga lebih terjangkau namun memiliki performa yang lebih baik. Sementara Xpeng dan Nio menarik perhatian pasar kelas atas dengan teknologi canggih dan desain mewah.
Minimnya inovasi dari Tesla membuat konsumen mulai beralih ke merek lain. “Tesla kehilangan daya tariknya di pasar karena kurangnya pembaruan teknologi dan strategi harga yang tidak kompetitif,” kata seorang analis pasar di Wall Street.
Direksi Tesla Pilih Kabur, Saham Dijual Massal
Kondisi internal Tesla juga ikut bergejolak. Beberapa anggota dewan direksi Tesla dilaporkan mulai menjual saham mereka dalam jumlah besar. Penjualan saham ini mencerminkan ketidakpercayaan mereka terhadap arah masa depan Tesla di bawah kepemimpinan Musk.
“Ketika orang-orang dalam perusahaan sendiri mulai melepas sahamnya, itu tanda bahaya besar bagi investor,” ujar seorang analis dari Morgan Stanley.
Selain itu, laporan keuangan Tesla juga menunjukkan penurunan tajam dalam pendapatan. Keuntungan dari penjualan kendaraan listrik tidak mampu mengimbangi penurunan harga saham, memperburuk posisi keuangan perusahaan.
Tesla di Persimpangan Jalan
Tesla kini berada di titik kritis. Di satu sisi, perusahaan harus menghadapi persaingan ketat dari produsen mobil listrik asal China dan Eropa. Di sisi lain, keterlibatan Musk dalam pemerintahan Trump terus menjadi sorotan negatif yang memicu ketidakpercayaan pasar.
Jika Musk tidak segera mengambil langkah strategis untuk memperbaiki kondisi bisnis Tesla dan memisahkan urusan politik dari bisnis, bukan tidak mungkin Tesla akan semakin terpuruk.
“Tesla butuh arah baru. Musk harus memutuskan apakah dia ingin menjadi pengusaha atau politisi, karena menggabungkan keduanya jelas tidak berhasil,” pungkas seorang analis Wall Street.
Nasib Tesla kini bergantung pada keputusan besar Elon Musk dalam beberapa bulan ke depan. Akankah Tesla mampu bangkit dari keterpurukan, atau justru makin tenggelam di tengah badai politik dan pasar? (nsp)
Load more