Jakarta, tvOnenews.com - Goldman Sachs, salah satu bank investasi terbesar di dunia, baru-baru ini memangkas peringkat investasi terhadap pasar saham dan obligasi Indonesia.
Langkah ini memicu reaksi negatif di pasar keuangan Indonesia, mencerminkan kekhawatiran akan prospek ekonomi nasional ke depan.
Menurut Budi Frensidy, Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia (UI), pemangkasan ini akan berdampak kurang baik bagi pasar dalam jangka pendek.
Ia menyebutkan bahwa risiko fiskal yang meningkat akibat kebijakan pemerintah menjadi faktor utama di balik penurunan rating ini. Risiko tersebut muncul dari:
Pembentukan BPI Danantara – Lembaga pengelola dana kekayaan negara yang dibentuk untuk meningkatkan investasi strategis dan ketahanan ekonomi.
Pemberian Insentif oleh Pemerintah – Langkah pemerintah dalam menawarkan berbagai insentif untuk mendorong investasi dan konsumsi domestik.
Penurunan Daya Beli dan Kelas Menengah – Melemahnya daya beli masyarakat dan menyusutnya jumlah kelas menengah menambah tekanan pada ekonomi domestik.
Stagnasi Rasio Pajak (Tax Ratio) – Rendahnya rasio penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi sinyal lemahnya kontribusi pajak terhadap pendapatan negara.
Strategist Goldman Sachs, Timotius Moe, menilai bahwa kondisi ekonomi Indonesia menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang cukup signifikan. Ia menyoroti:
Load more