IHSG Anjlok 7,81 Persen dalam Sepekan, Indonesia Jadi Pasar Saham Berkinerja Terburuk di Seluruh Dunia
- Antara
Jakarta, tvonenews.com - Koreksi besar di pasar saham domestik sepanjang pekan lalu, telah membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 7,81 persen dalam sepekan. Sejak awal tahun 2025, pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan telah terkoreksi hingga 11,43 persen, dan menjadi salah satu yang terburuk di dunia.
Dibandingkan dengan pasar saham global, kinerja pasar saham Indonesia hingga Februari 2025 tercatat merupakan yang terburuk kedua setelah Thailand, dimana Indeks SET terkoreksi lebih dalam di 2025 dengan koreksi lebih dari 14 persen.
Namun, dalam sepekan kinerja IHSG yang terjerembab 7,81 persen merupakan kinerja terburuk dalam sepekan di antara bursa saham di seluruh dunia. Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengaku kinerja pasar saham domestik jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga.
“Pasar saham Indonesia menjadi yang terburuk tahun 2025, melemah 11,3 persen (YTD). Indeks bursa saham Malaysia dan Filipina tahun ini melemah, masing-masing 4,1 persen (YTD) dan 8,1 persen (YTD),” jelasnya dalam laporan riset yang dirilis Senin (3/3/2025).
IHSG pada perdagangan hari Jumat (28/2/2025) bahkan terpantau anjlok 3,3 persen, yang merupakan pelemahan terdalam sejak awal bulan Agustus 2024. Sementara IHSG yang ditutup pada level 6.270,6, atau merupakan level terendah sejak pertengahan Maret 2021.
Saham Perbankan
Arya mengaku, koreksi besar yang terjadi pada IHSG sepanjang pekan lalu, terutama didorong oleh aksi jual investor asing, terutama pada saham - saham unggulan berkapitalisasi besar.
“Aksi jual investor asing mengalami akselerasi selama pekan lalu, di hari Jumat mencapai Rp2,1triliun. Secara akumulasi pekan lalu arus modal asing keluar Rp10,2 triliun (624juta dolar AS),” kata.
Dia menjelaskan, setengah dari outflow (dana asing yang keluar) tersebut dilakukan terhadap saham saham perbankan. Pekan lalu asing menjual saham BBRI Rp2,1 triliun, disusul oleh BBCA sebesar Rp1,8triliun, dan BMRI sebesar Rp1,1triliun.
“Total outflow di Februari 2025 mencapai Rp21,9 triliun (1,3miliar dolar AS),” jelasnya. Sementara itu, di pasar obligasi pemerintah Indonesia (SBN/Surat Berharga Negara), masih tercatat inflow Rp8,1triliun (503,1 juta dolar AS).
Load more