Jakarta, tvonenews.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong upaya hilirisasi di sektor minyak dan gas bumi, terutama untuk bisa menekan harga energi di dalam negeri. Meski memiliki cadangan gas yang melimpah, harga gas di Indonesia ternyata lebih mahal dibandingkan dengan negara tetangga yang menjadi pesaing.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Perindustrian Saleh Husin menjadi salah satu pembicara dalam forum dialog Tekagama Forum Gas & Petrokimia dengan judul "Akselerasi Hilirisasi Gas untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional", di gedung Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta, Jumat (21/2/2025).
Saleh Husin menjelaskan, terdapat sejumlah persoalan yang menghambat dunia usaha terkait dengan hilirisasi minyak dan gas bumi. “Pertama, harga energi gas kita masih mahal jika dibandingkan dengan negara negara pesaing kita disekitar kawasan seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia,” jelasnya.
Tingginya harga energi gas ini, menurut Saleh, membuat dunia usaha di Indonesia menjadi sulit bersaing dengan negara - negara tetangga, yang justru memiliki keunggulan harga energ yang lebih kompetitif.
Selanjutnya, persoalan kedua adalah bahan baku industri kadang sulit didapat akibat kebijakan ego sektoral. Bahkan, jika pada akhirnya bahan baku berhasil didapat, menurut Saleh, harganya sudah tidak ekonomis lagi.
Persoalan Ketiga , menurut Saleh, adalah logistic cost (biaya logistik) di Indonesia yang masih terbilang mahal. Dia menyarankan agar sektor industri penerima HGBT (Harga Gas Bumi Tertentu) atau insentif harga agar diperluas sehingga produknya dapat bersaing di pasar global.
"Serta keempat adanya kepastian berusaha dikarenakan peraturan yang berubah ubah. Semua ini kami sampaikan sebagai sebuah pemikiran ilmiah demi cintanya kepada Tanah Air agar target 8 persen yang diinginkan Bapak Presiden Prabowo dapat tercapai," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Saleh Husin.
Load more