ADJ Alami Kerugian Jutaan Rupiah Usai Perhiasan dan Jam Tangan Mewah Dicuri di Bandara Haluoleo

Jakarta, tvOnenews.com – Seorang penumpang Lion Air berinisial ADJ (26 tahun) mengalami kerugian hingga jutaan rupiah lantaran perhiasan emas dan jam tangan hilang dari dalam kopernya setelah tiba di Bandara Haluoleo, Kendari, pada 8 Februari 2025.

Barang-barang yang hilang mencakup cincin emas seberat 1,85 gram, gelang emas seberat 2,98 gram, serta sebuah jam tangan berwarna hitam, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 7,6 juta.

Sebelumnya, ADJ menolak memasukkan kopernya yang berisi barang berharga ke dalam bagasi. Namun, pihak bandara tetap mengharuskan koper tersebut dimasukkan ke dalam bagasi pesawat. Saat tiba di Kendari, ADJ menemukan kopernya dalam kondisi rusak dan perhiasannya sudah tidak ada.

Setelah menyadari kehilangan tersebut, ADJ langsung melaporkannya ke pihak berwenang. Polisi kemudian menahan empat porter Lion Air yang bertugas pada saat kejadian.

Kapolres Maros, Ajun Komisaris Besar Douglas Mahendrajaya, mengungkapkan bahwa kasus pencurian ini menjadi viral setelah beredar video korban yang menangis saat memeriksa kopernya yang telah dibobol.

"Kejadian ini menjadi viral di media sosial karena korban menangis saat melihat kopernya dirusak dan perhiasannya hilang," ujarnya.

Salah satu porter berinisial IH (26 tahun) mengakui telah mengambil cincin dan gelang emas dari koper ADJ setelah melihatnya dalam keadaan terbuka. Polisi pun berhasil mengamankan barang bukti berupa perhiasan yang dicuri.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi mengenai kompensasi yang akan diberikan Lion Air kepada ADJ atas kehilangan tersebut. Namun, pihak maskapai memastikan bahwa mereka akan menangani masalah ini sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang berlaku.

Selain itu, Lion Air mengingatkan para penumpang untuk selalu menyimpan barang berharga di bagasi kabin dan mengawasinya secara langsung selama perjalanan.

Sementara itu, empat porter yang diduga terlibat dalam pencurian saat ini masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak berwenang. (nsp)