Berkaca pada APEC dan G20, Anindya Bakrie Ungkap Peluang Indonesia Jadi Pemimpin Global South di Tengah Gejolak Ekonomi Dunia, Ini Alasannya
- tvOnenews.com/Taufik Hidayat
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, optimistis Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin negara-negara Global South di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dunia.
Dalam lawatannya ke berbagai negara bersama Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu, Anindya Bakrie mengamati bahwa Indonesia kini dipandang sebagai “shining example” dari negara-negara berkembang.
“Di APEC dan G20, Indonesia dianggap sebagai pemimpin potensial Global South. Sumber daya melimpah, jumlah penduduk yang besar, dan posisi non-blok Indonesia menjadi nilai tambah yang diakui dunia,” ujar Anindya, di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2024).
Menurutnya, di tengah persaingan kekuatan besar seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia, Indonesia tetap konsisten dalam membangun kerja sama strategis dengan berbagai pihak.
Hal ini terlihat dari keberhasilan Indonesia mengamankan investasi besar, seperti proyek transisi energi bersama British Petroleum senilai 7,2 miliar dolar.
“Di tengah tekanan geopolitik, kepercayaan terhadap Indonesia justru meningkat. Negara-negara lain melihat kita mampu menjaga stabilitas dan menjadi mitra strategis di kawasan Asia Pasifik,” jelasnya.
Ia juga menyoroti bahwa Indonesia bisa memanfaatkan momentum untuk mendorong agenda-agenda penting Global South, seperti pengurangan ketergantungan terhadap dolar melalui BRICS, pengentasan kemiskinan, dan solusi atas krisis pangan.
“Tekanan pada BRICS untuk memperkuat posisi negara-negara Global South semakin besar. Indonesia harus memanfaatkan posisi ini untuk meningkatkan peran globalnya,” tambah Anindya.
Dengan fokus pada pembangunan soft infrastructure dan kebijakan industrialisasi, Anindya percaya Indonesia akan semakin kuat di tengah ketidakpastian global.
“Kepercayaan dunia terhadap Indonesia bukan hanya pada sumber daya, tapi juga pada kemampuan kita menjaga rule of law dan memperkuat ekonomi,” tutupnya. (agr/rpi)
Load more