Berjuang dari Nol, Marsiyati dan Sa'adi Merangkak Bangkit dari Kemiskinan Lewat PNM Mekaar
- tvOnenews.com/Rilo Pambudi
"Awalnya saya menanggung semua kebutuhan keluarga dengan menjual sapu lidi. Setelah mendapat pinjaman dari PNM, saya mulai membeli sayur pakis dari para buruh tani di desa," ujarnya.
Saat dikunjungi peserta Journalist Journey, tampak Sa'adi menggelar dagangan sederhananya berupa puluhan ikat sayur pakis dan labu siam.
Sa'adi mengaku menggunakan modal dari PNM untuk memperbesar usahanya, hingga akhirnya akhirnya melibatkan sejumlah saudaranya untuk membantu mengikat dan memotong sayur pakis.
Berkat kegigihannya, kini Sa'adi mampu menyekolahkan cucunya dan mencukupi kebutuhan keluarganya.
"Alhamdulillah, dari usaha ini saya bisa menanggung semua kebutuhan anak dan cucu saya," ungkapnya dengan syukur.
Kisah sukses Marsiyati dan Sa'adi menjadi sedikit potret bagaimana program PNM Mekaar memberikan harapan baru bagi masyarakat prasejahtera di Banyuwangi.
Melalui bantuan pinjaman dan pelatihan, mereka mampu membangun usaha sendiri, keluar dari jerat kemiskinan, dan menjadi mandiri.
Dengan modal awal yang kecil, kini mereka bisa hidup lebih sejahtera dan bahkan membantu orang lain di sekitar mereka.
Program ini tidak hanya memberikan kesempatan finansial, tetapi juga memberdayakan perempuan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi diri mereka dan keluarga.
Di lokasi yang sama, Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, mengungkapkan bahwa sejak dimulai, Mekaar telah membantu lebih dari 20,6 juta ibu-ibu di seluruh Indonesia.
Program ini secara khusus memang menyasar perempuan dari keluarga prasejahtera dengan memberikan akses pinjaman modal sekaligus pelatihan.
"Sudah ada 1,7 juta (nasabah PNM) yang naik kelas, sebagian ada yang naik kelas ke lembaga keuangan formal," kata Arief.
Arief menjelaskan bahwa mereka yang berhasil naik kelas kini memiliki akses ke akun perbankan formal. Mekaar menawarkan pinjaman modal mulai dari Rp2 juta dengan sistem tanggung renteng, di mana setiap kelompok minimal terdiri dari 10 orang.
Tak hanya memberikan pinjaman, PNM juga melibatkan para peserta dalam pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola usaha. Sistem kelompok ini, menurut Arief, adalah wujud nyata dari semangat gotong royong yang menjadi budaya Indonesia.
Load more