Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum Kadin Bangka Belitung, Thomas Jusman, memprotes fotonya yang diunggah oleh Arsjad Rasjid terkait penolakan terpilihnya Anindya Bakrie oleh segelintir pihak.
Thomas Jusman juga menegaskan, Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) 2024 yang menunjuk Anindya Bakrie sebagai Ketum Kadin yang baru sudah sesuai dengan AD/ART dan tidak melanggar aturan.
Bersama Ketua Umum Kadin Aceh Muhammad Iqbal Piyeung dan Ketua Ketua Umum Kadinda Kalimantan Utara Kilit Laing, Thomas Jusman menyebut bahwa penggunaan fotonya dan 21 Kadinda di salah satu unggahan media sosial Arsjad dilakukan secara sepihak.
“Bukan saatnya klaim mengklaim. Saya lihat itu foto (foto saya) yang lalu. Sesungguhnya ini bukan masalah Arsjad atau Anin tetapi tentang lembaga (Kadin) yang kita cintai," kata Thomas Jusman, Selasa (17/9/2024).
"Mari kita semua Kadin Daerah dan ALB bersatu dan mengawal program bersama-sama membangun negara untuk mendukung pemerintahan ke depan Prabowo-Gibran," tambahnya.
Ketua Umum Kadin Aceh Muhammad Iqbal Piyeung menyatakan bahwa pemilihan Anindya Bakrie sudah sesuai prosedur.
Bahkan, Iqbal selaku Steering Committee Munaslub juga telah mengundang Arsjad Rasjid untuk datang ke Munaslub, tetapi malah diabaikan.
"Bahkan mengundang juga untuk turut terlibat dalam agenda-agenda sebelum Munaslub seperti Konfensi, dan prosesi lainnya menjelang Munaslub namun tidak pernah dihadiri atau digubris," kata Iqbal.
"Kadin ini milik bersama, ini (Hasil Munaslub) bukan dualisme, karena semua sudah diatur dalam AD/ ART. Dan harapan kami juga agar Pak Arsjad Rasjid untuk legowo, ya sudah selesai. Kekuasaan ini kan bukan permanen, ada masanya," imbuhnya.
Tiga Ketua Kadin Daerah memberikan himbauan kepada seluruh anggota Kadin di Indonesia untuk tetap bersatu dan menerima hasil dari Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang digelar atas inisiatif beberapa pengurus Kadin daerah serta Anggota Luar Biasa (ALB).
Munaslub ini dihadiri oleh 28 Kadin provinsi dari total 34 provinsi yang ada, serta 25 asosiasi. Musyawarah tersebut dilakukan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Ketua Umum Kadin sebelumnya, Arsjad Rasjid. Banyak yang menilai bahwa Arsjad terlalu fokus pada dunia politik selama masa transisi dan tidak memberikan pertanggungjawaban yang jelas terkait tugasnya di Kadin.
Ketua Umum Kadin Aceh, Muhammad Iqbal Piyeung, menegaskan, “Ini bukan kudeta, ini organisasi bukan pemerintahan, tidak ada istilah kudeta. Ada salurannya, aturannya, kita tempuh langkah-langkah sesuai aturannya. Kalau merasa memang (Hasil Munaslub) tidak sah, silahkan menempuh jalur hukum.”
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Kalimantan Utara, Kilit Laing, menambahkan bahwa Ketum Anindya Bakrie telah membuktikan sepak terjangnya di Kadin selama 25 tahun sejak dari bawah.
"Beliau telah membuktikan loyalitas dan kepemimpinannya di Kadin dan juga banyak dikenal dan dekat dengan Kadinda. Oleh sebab itu, wajar jika mayoritas Kadinda meminta Ketum Anin untuk menjadi pemimpin organisasi. Legowo saja, setiap orang punya waktunya, dan Kadin milik bersama, tidak hanya sebagian kelompok orang, kita ikut saja keputusan mayoritas.”
Di akhir, seluruh pihak diharapkan untuk tetap mengedepankan rasa kebersamaan dan saling mendukung demi kemajuan Kadin sebagai organisasi yang mewakili dunia usaha di Indonesia. (rpi)
Load more