Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah Indonesia tak lama lagi akan merealisasikan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berkapasitas 250 megawatt yang akan terhubung langsung ke jaringan listrik pada tahun 2032.
Target proyek PLTN ini telah diatur dalam draf revisi Peraturan Pemerintah (PP) terkait Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang baru saja disetujui.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dalam acara International Sustainability Forum (ISF) 2024 yang berlangsung di Jakarta, Jumat (26/9/2024).
"Di dalam Kebijakan Energi Nasional yang tadi malam diketok, itu nuklir masuk ke tahun 2032, on-grid. Jadi dari sekarang kita harus mempersiapkan. Sudah tinggal sembilan tahun. Ini harus dipersiapkan 250 megawatt on-grid. Sudah on the track," ungkap Eniya Listiani Dewi.
Eniya menjelaskan bahwa untuk mewujudkan proyek PLTN tersebut, diperlukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, serta pemilihan teknologi yang tepat.
Beberapa pilihan teknologi yang dipertimbangkan meliputi reaktor modular kecil (SMR), reaktor berpendingin gas suhu tinggi (HTGR), atau reaktor berbasis thorium.
"Ini harus dipilih suatu teknologi yang tepat," tambahnya.
Terkait keamanan, Eniya menyebutkan bahwa Kementerian ESDM berencana membentuk organisasi nuklir nasional yang akan bertanggung jawab atas pengawasan dan pelaksanaan pembangunan PLTN ini.
Organisasi tersebut nantinya akan bekerja di bawah pengawasan Kementerian ESDM.
"Ini sedang kami bahas kemarin di focus group discussion, nah nanti kita minta arahan Pak Menteri, ini the next-nya akan seperti apa. Minggu depan kita juga akan hadir di International Atomic Energy di Wina," jelasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin, mengatakan bahwa pengembangan PLTN direncanakan mulai berjalan pada awal tahun 2030-an.
"Tapi mungkin awal tahun 2030-an itu harus mulai bisa," ujarnya.
Dengan target yang ambisius ini, Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk memulai era baru dalam pemanfaatan energi nuklir, sekaligus mengantisipasi kebutuhan energi yang semakin meningkat di masa depan.
Terkait lokasinya, Kementerian ESDM sebelumnya telah membeberkan tiga opsi lokasi potensial untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.
Lokasi pertama adalah Pulau Gelasa di Kepulauan Bangka Belitung, sebuah pulau tidak berpenghuni yang direncanakan menjadi tempat PLTN dengan teknologi thorium molten salt reactor (TMSR) yang dikembangkan oleh PT ThorCon Power Indonesia.
Lokasi kedua adalah sebuah pulau di wilayah Kalimantan Barat, tetapi detail spesifikasinya belum diungkapkan.
Sedangkan, opsi lokasi yang ketiga adalah pulau-pulau kecil yang dilalui oleh transmisi listrik dari Kalimantan ke Jawa, yang juga dipertimbangkan sebagai alternatif untuk pembangunan PLTN. (rpi)
Load more