Jakarta, tvOnenews.com - Gangguan siber secara global tiba-tiba terjadi di berbagai negara pada Jumat (19/7/20224).
Sejumlah perusahaan maskapai di berbagai negara seperti Amerika, Inggris, Singapura, Hongkong, hingga Spanyol mengalami kekacauan berhenti beroperasi sementara akibat gangguan sistem komputer tersebut.
Tak hanya penerbangan, bahkan televisi, perbankan, hingga toko-toko juga dikabarkan mengalami masalah.
Masalah gangguan siber di berbagai negara tersebut diketahui terjadi tak lama setelah Microsoft mengalami gangguan layanan alias down.
Dikutip dari Telegraph, acara sarapan Sky News tidak mengudara pada Jumat pagi, digantikan oleh rekaman.
Situs pemantau akses internet, Downdetector, melaporkan terjadi lonjakan laporan gangguan akses pada sejumlah layanan, khususnya aplikasi-aplikasi Microsoft, situs web perbankan, dan maskapai penerbangan.
Secara online, pengguna melaporkan masalah yang terjadi di Australia, Selandia Baru, India, dan Jepang, dengan Inggris kemungkinan akan terkena dampak paling besar pada jam sibuk hari Jumat.
Downdetector mencatat setidaknya ada 3 layanan Microsoft yang masih dilaporkan mengalami gangguan.
Pertama, Microsoft Store yang down di 28 negara, tidak termasuk Indonesia. Kedua, Microsoft 365 yang down di 51 negara termasuk Indonesia. Ketiga, Microsoft Azure yang mengalami down di 51 negara, termasuk RI.
Insiden sontak langsung mempengaruhi layanan-layanan penting seperti penerbangan, perbankan, dan operasi perusahaan, yang menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Berbagai sumber menyebut bahwa gangguan ini tampaknya berasal dari masalah pada perusahaan perangkat lunak keamanan siber CrowdStrike.
"Jutaan pengguna Windows di seluruh dunia mengalami kesalahan Blue Screen of Death (BSOD) yang menyebabkan sistem mati atau restart secara tiba-tiba. Microsoft dalam sebuah pesan mengatakan bahwa kesalahan tersebut disebabkan oleh pembaruan CrowdStrike baru-baru ini," sebagaimana dikutip dari NDTV World.
Salah satu bandara tersibuk di dunia, yakni Bandara Changi Singapura, mengatakan proses check-in terpaksa dilakukan secara manual akibat insiden tersebut.
Melansir BBC, London Stock Exchange mengatakan bahwa mereka beroperasi, tetapi menyebut bahwa ada masalah dengan RNS (layanan berita regulasi).
"Layanan berita RNS saat ini mengalami masalah teknis global pihak ketiga, sehingga berita tidak dapat dipublikasikan di www.londonstockexchange.com," demikian pernyataan tersebut.
"Tim teknis sedang berupaya memulihkan layanan. Layanan lain di seluruh grup, termasuk London Stock Exchange, terus beroperasi seperti biasa."
Kerugian finansial akibat gangguan belum dapat diperkirakan secara pasti.
Tetapi, gangguan sistem komputer secara global ini diperkirakan berdampak signifikan terhadap ekonomi berbagai negara. (rpi)
Load more