Jakarta, tvOnenews.com - Penunjukan PT Pertamina (Persero) untuk mengambil - alih pengelolaan berbagai blok migas ternyata berdampak positif bagi produksi minyak BUMN ini. Peningkatan produksi Pertamina banyak ditopang oleh produksi blok migas yang diakuisisinya, mulai dari Blok Rokan hingga Blok Mahakam.
Di tengah tren turunnya produksi minyak nasional, Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati menyebutkan bahwa produksi migas Pertamina naik rata - rata sekitar tujuh persen dalam satu dekade terakhir.
Lebih lanjut Nicke Widyawati menjelaskan bahwa pertumbuhan produksi Pertamina terjadi di saat produksi migas Indonesia turun sekitar 2 persen.
Dia mengungkapkan, pertumbuhan produksi migas Pertamina dalam sepuluh tahun terakhir, terutama berasal dari produksi blok - blok migas yang pengelolaannya diambil - alih oleh Pemerintah.
Dalam sepuluh tahun terakhir, Pertamina memang telah ditunjuk pemerintah untuk mengambil - alih pengelolaan blok migas yang telah habis masa kontraknya.
Beberapa blok migas besar yang sudah berhasil diambil - alih pengelolaannya oleh Pertamina adalah Blok Mahakam dari perusahaan migas Prancis Total, dan Blok Rokan, Riau, dari Chevron asal Amerika Serikat.
Selain itu, produksi Pertamina juga ditopang oleh blok Masela, East Natuna, Bunga, Tambahan P1 West Qurna dan extension MLN Algeria.
Setelah mengambil - alih sejumlah blok migas besar, saat ini Pertamina merupakan produsen minyak terbesar di Indonesia. “Produksi kami untuk minyak sebesar 69 persen dari kontribusinya (untuk nasional),” kata Nicke Widyawati.
Periode 2014 - 2023
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Chalid Said Salim menjelaskan bahwa peningkatan produksi Pertamina telah terlihat dalam periode 2014–2023.
Dalam paparannya, Chalid Said Salim mengungkapkan data pertumbuhan produksi migas Pertamina, dari yang semula 549 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD) pada 2014, menjadi 1,044 juta BOEPD pada 2023. Produksi Pertamina ini tumbuh rata-rata 7 persen per tahunnya.
Lebih lanjut dia memperkirakan pada 2024, Pertamina akan bisa menghasilkan migas (lifting) sebesar 742 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD), dan naik sebesar 18 ribu BOEPD pada 2025, yakni sebesar 760 ribu BOEPD.
Untuk mencapai target tersebut, Chalid Said Salim memaparkan tiga strategi yang akan ditempuh oleh Pertamina, mulai dari menjaga integritas dan keandalan fasilitas produksi dan sumur, meningkatkan kegiatan pengeboran, hingga serta percepatan eksplorasi untuk menjadikan resources to reserves. (ant)
Load more